Menentukan Sudut Pandang Saat Memotret Gerhana Matahari

By , Senin, 7 Maret 2016 | 19:00 WIB

Dari percobaan singkat dengan koin di atas kita dapat membayangkan seberapa besar ukuran lingkaran Matahari di kubah langit. Faktanya, jika dibandingkan dengan diameter kubah langit yang berbentuk setengah bola berdiameter 180 derajat busur, Matahari kita hanya seukuran 1/360 dari ukuran diameter kubah langit atau hanya sekitar setengah derajat saja.Lingkaran setengah derajat ini senantiasa selalu bergeser seiring dengan gerakan rotasi bumi. Pergeseran ini memakan waktu rata-rata selama 12 jam sejak piringan Matahari terbit di ufuk timur, hingga terbenam di ufuk barat.

Artinya, Matahari bergeser sejauh 180 derajat busur selama 12 jam lamanya. Jika dibagi per satu jamnya, Matahari bergeser sejauh 15 derajat busur. Jika dibagi lagi per satu derajat pergeserannya, maka Matahari membutuhkan waktu selama 4 menit. Kesimpulannya, Matahari bergerak selebar jarak diameternya setiap 2 menit sekali.

(Baca juga: Mitologi-Mitologi Gerhana di Nusantara)

Dari informasi ini dapat kita hitung berapa derajat luas area di langit yang akan dilewati oleh Matahari selama berlangsungnya gerhana sejak kontak pertama hingga kontak terakhir. Pada setiap Gerhana Matahari Total, durasi waktu gerhana sejak kontak pertama hingga kontak terakhir memiliki waktu yang berbeda-beda tergantung dari lokasi pengamatannya.

Namun pada edisi Gerhana Matahari Total tahun ini, seluruh lokasi gerhana yang jatuh di wilayah Indonesia, baik total maupun parsial, akan mengalami seluruh fase gerhana sejak awal hingga akhir, kurang lebih sekitar 2,5 jam.  Dari informasi waktu durasi total ini dapat dihitung bahwa: 2,5 jam = 150 menit : 4 menit (1O) = 37,5 derajat busur. Itulah luas area sudut pandang yang akan dilewati oleh Matahari selama gerhana nanti berlangsung. Dengan begitu kesimpulannya, kembali berdasarkan pada tabel informasi Perbedaan Medan Pandang Pada Setiap Panjang Fokus yang terdapat pada Gambar 3 di atas, lensa dengan panjang fokus 35 mm pada kamera FX dan 20 mm pada kamera DX sudah cukup mencakup seluruh area yang dilewati oleh matahari sejak awal gerhana hingga akhir.

(Baca juga: 5 Hal Menarik Seputar Gerhana Matahari Total)

Dalam model foto panorama yang lebih lengkap, mungkin kita ingin memasukkan komposisi landskap area sekitar, berupa gunung, pantai, hutan, padang rumput, pepohonan, rumah, perkotaan, kerumunan orang yang sedang menikmati gerhana dan lain sebagainya. Komposisi ini akan menambah sudut pandang yang dibutuhkan menjadi lebih luas dan lebar, katakanlah sebanyak 5-10 mm. Dengan begitu, kita akan membutuhkan lensa dengan rentang panjang fokus 30-25mm pada kamera FX dan 18-15mm pada kamera DX.