Mengintip Implementasi City Branding untuk Dorong Potensi Pariwisata di Balikpapan dan Surakarta

By Tim Konten, Selasa, 14 Desember 2021 | 12:47 WIB
Penyelenggaraan Solo International Performing Arts (SIPA). ((DOK. Pemerintah Kota Surakarta))

Berbeda dengan Balikpapan, penerapan city branding pada Kota Surakarta justru dilakukan lewat pemanfaatan media digital. Sebagai kota yang lekat dengan potensi budaya, Pemkot Surakarta pun mengadakan festival seni tari, musik, dan teater secara online.

Gelaran ini kemudian dinamai dengan Solo International Performing Arts (SIPA) dan berlangsung pada Oktober 2021. Untuk menarik jumlah penonton, Pemkot Surakarta mengandalkan platform Youtube dan media sosial. Dengan demikian, masyarakat dari mana saja bisa menikmati pertunjukan.

Memerlukan strategi yang jelas

Kedua kota tersebut menjadi bukti bagaimana city branding dapat memengaruhi kemajuan kota dan penduduk yang ada di dalamnya.

Meski begitu, kesuksesan dari implementasi tersebut tergantung dari strategi yang digunakan. Utamanya dalam mengidentifikasi potensi yang dimiliki sampai target pasar yang ingin disasar.

Strategi peningkatan citra kota inilah yang akan dibahas pada Penutupan Gerakan Menuju Smart City 2021 yang akan diselenggarakan di ICE BSD, Kamis (14/12/2021).

Forum tersebut akan dihadiri oleh perwakilan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), serta pakar marketing Hermawan Kartajaya sebagai narasumber.

Diskusi ini diharapkan dapat membuka perspektif baru terkait strategi meningkatkan citra kota dengan efektif dan efisien. Simak diskusinya dengan mengikuti acara Penutupan Gerakan Menuju Smart City 2021 melalui tautan berikut ini