Menanti Momen Gerhana hingga Nyaris Tertinggal Pesawat

By , Rabu, 16 Maret 2016 | 17:21 WIB

Saya menerima undangan untuk meliput gerhana matahari total pada Minggu (6/3) dari Angkasa Pura I (AP I), untuk berangkat pada Selasa (8/3). Lokasinya, Balikpapan. Untuk sebuah liputan yang membutuhkan persiapan khusus, tentu saja itu waktu yang agak mepet. Apalagi, pihak AP I tidak langsung menyampaikan rincian kegiatan di lapangan (itinerary).

Tetapi, mengingat ini momen langka, redaksi National Geographic Indonesia, yang membawahi Fotokita.net tempat saya bernaung, tetap menerima undangan tersebut. Saya pun segera melakukan riset kecil-kecilan seputar lokasi yang akan diliput.

Dari hasil riset, saya mendapatkan dua tempat/spot yang mungkin akan saya kunjungi di Balikpapan, yakni Lapangan Merdeka dan Pantai Manggar. Lapangan Merdeka berjarak lima menit naik motor dari hotel tempat saya menginap, sementara Pantai Manggar sekitar 15-20 menit dengan motor (jika dengan mobil bisa setengah jam).

Sehari sebelum keberangkatan, pihak pengundang barulah mengirimkan itinerary; di situ tertulis bahwa liputan gerhana dilakukan pada pukul 7.00-9.00 di sekitar kawasan bandara (yang hanya bisa dimasuki oleh internal AP I), tetapi pukul 9.30 harus segera kembali ke bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS), Sepinggan, untuk terbang ke Berau.

Lokasi ini tidak sesuai rencana saya, karena saya ingin menangkap suasana dan ekspresi masyarakat umum saat menyambut gerhana. Akhirnya saya meminta izin untuk tetap meliput sesuai rencana yang sudah saya susun, dengan risiko saya harus bisa mengatur waktu sendiri.

Saya pun memutar otak agar proses peliputan sesuai dengan alokasi waktu. Akhirnya, saya putuskan untuk berangkat dari hotel pada Rabu (9/3) pagi ke Lapangan Merdeka saja, dan melupakan target Pantai Manggar karena khawatir tidak terkejar waktunya.

Pukul 5.00 pagi, setelah check-out dari hotel, saya berangkat menumpang ojek ke Lapangan Merdeka. Suasana masih gelap dan melompong, tetapi di kawasan Pantai Kilang Mandiri di seberang Lapangan Merdeka, warga sudah berbondong-bondong mem-booking tempat paling strategis untuk menyaksikan momen yang langka ini.

Saya berpesan pada tukang ojek—yang lupa saya tanyakan namanya—untuk menjemput saya di tempat yang sama pada pukul 8.00, karena setidaknya pukul 9.00 saya sudah harus berada di bandara Sepinggan kembali. Lama perjalanan dari Lapangan Merdeka ke bandara sekitar 15-20 menit; dalam keadaan normal. Hal yang kemudian luput saya antisipasi.

“Saran saya, bapak titip saja tas pakaian sama saya, daripada repot bawa-bawa dua tas kayak gitu,” ujar tukang ojek saya. “Ya, itu kalau bapak percaya sama saya,” tambahnya. Saya pikir, itu ide bagus. Akhirnya saya titipkan tas pakaian saya pada tukang ojek yang baik itu.

Tidak sampai hitungan jam, kawasan Pantai Kilang Mandiri di Lapangan Merdeka sudah dipenuhi warga, hingga menutupi jalan raya. Saya asyik berkeliling, mengobrol sana-sini dengan beberapa pengunjung, memotret tingkah polah yang unik dan menarik. Hingga saya lupa waktu.

Sekitar pukul 8.20 WITA (saat itu totalitas gerhana sudah lewat) saya baru ingat bahwa saya harus segera menuju bandara. Saya telepon tukang ojek, ternyata dia masih terjebak macet entah di mana. Saya menunggu dengan rasa cemas.

Saya keluar kawasan pantai dan menuju ke jalan raya Lapangan Merdeka dan mendapati bahwa para pengunjung secara serentak hendak bubar. Keadaan kacau balau. Jalanan penuh dengan mobil, motor, dan pejalan kaki. Mampet. Saya tidak yakin tukang ojek saya bisa mencapai tempat ini tepat waktu. Saya berpikir, saya pasti ketinggalan pesawat.

Namun, seorang wartawan harus memiliki naluri yang kuat untuk keluar dari persoalan sepelik apa pun. Naluri wartawan saya berkata, saya harus cari orang lain di sini yang bisa mengantar saya ke bandara, jadi saya tidak perlu menunggu tukang ojek yang tidak pasti kapan akan tiba. Artinya, saya harus rela untuk tidak membawa tas pakaian ganti—yang saya titipkan di tukang ojek—dalam perjalanan ke Berau. Toh saya bakal kembali ke Balikpapan tanggal 11 Maret untuk pulang ke Jakarta.