Equinox Jelas Punya Dampak, Apakah Seseram di Pesan Berantai?

By , Sabtu, 16 April 2016 | 18:00 WIB

Informasi beredar di media sosial dan beragam forum menyebutkan bahwa wilayah Indonesia, Malaysia, Singapura akan dilanda suhu panas akibat equinox. Berdasarkan informasi itu, publik diminta untuk tinggal di dalam rumah antara pukul 12.00 - 15.00. 

Diinformasikan juga, jika ingin memastikan apakah suhu benar-benar tinggi, bisa dilakukan dengan menempatkan lilin di sudut rumah. Jika meleleh, maka suhu sudah mencapai titik yang membahayakan. 

Akibat equinox, suhu diperkirakan mencapai 40 derajat celsius. Publik diminta beradaptasi dengan mengonsumsi air 3 liter sehari, memperbanyak makan sayuran dan mandi sesering mungkin. Gambaran dampak equinox itu mengerikan sebab manusia bisa pingsan, terserang heat stroke, dan mengalami kegagalan fungsi organ tertentu. Suhu bisa naik hingga 9 derajat celsius.

Benarkah isi pesan berantai itu? Jawabannya, ada yang benar ada yang tidak.

Equinox sebenarnya adalah fenomena yang wajar dan terjadi sejak awal bumi ada. Fenomena tersebut muncul karena pergerakan semu tahunan matahari.

Jadi, setiap tahunnya, matahari secara semu berada di tempat yang berbeda. Kadang tepat di atas khatulistiwa, kadang di atas 23,5 derajat Lintang Selatan, kadang di atas 23,5 derajat Lintang Utara.

Equinox terdekat akan terjadi pada 21 Maret 2016. Fenomena itu memang akan memberikan dampak tetapi efeknya tak sesignifikan yang digambarkan dalam pesan berantai.

"Matahari di equinox setiap tanggal 21 Maret dan tidak memberikan efek signifikan," kata Thomas Djamaluddin, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Secara relatif, panjang siang dan malam saat terjadi equinox sama. Itu juga berlaku di wilayah subtropis.

Yunus S Swarinoto, Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, mengatakan, "Equinox bukan merupakan fenomena heat wave atau gelombang panas seperti di Afrika dan Timur Tengah yang dapat mengakibatkan peningkatan suhu secara besar dan bertahan lama."

Yunus mengatakan, suhu udara di Indonesia sendiri sudah relatif panas. Suhu rata-rata di Indonesia saat ini sudah 32-36 derajat celsius.

Suhu tinggi sendiri tak bisa selalu dihubungkan dengan equinox. Suhu udara di Bekasi dan Jakarta sendiri pernah mencapai 40 derajat celsius. 

Baru-baru ini, berdasarkan pengamatan kontributor Kompas.com di Pontianak, papan pengukur suhu menunjukkam 41-42 derajat celsius. Namun itu tak serta merta hanya karena equinox.

Yunus meminta masyarakat untuk tidak terlalu khawatir dengan fenomena equinox. Namun, ia mengatakan, masyarakat tetap harus waspada. Cuaca di beberapa wilayah Indonesia memang cenderung kering. Sejumlah wilayah Sumatera sudah mengalami kemarau.