Equinox Jelas Punya Dampak, Apakah Seseram di Pesan Berantai?

By , Sabtu, 16 April 2016 | 18:00 WIB

"Ada baiknya masyarakat tetap mengantisipasi kondisi cuaca yang cukup panas dengan meningkatkam daya tahan tubuh dan tetap menjaga kesehatan keluarga serta lingkungan," jelas Yunus.

Konsumsi sayuran dan buah jelas perlu, begitu juga air. Namun, tak perlu pula konsumsi air dalam jumlah yang sangat besar. Dan jelas, lilin tak akan meleleh hanya karena equinox.

Justru, kata Thomas, akan ada fenomena menarik karena equinox, sebuah hari tanpa bayangan matahari.

!break!
Penjelasan BMKG soal terjadinya fenomena equinox pada 21 Maret 2016. (BMKG)

Penjelasan BMKG

Terkait pesan berantai itu, BMKG secara resmi akhirnya mengeluarkan penjelasan. Penjelasan itu disampaikan di laman web BMKG.

Dalam keterangannya, BMKG menekankan, equinox adalah salah satu fenomena astronomi saat matahari melintasi garis khatulistiwa dan secara periodik yang berlangsung 2 kali dalam setahun, yaitu pada tanggal 21 Maret dan 23 September.

Saat fenomena ini berlangsung, durasi siang dan malam di seluruh bagian bumi hampir relatif sama, termasuk wilayah yang berada di subtropis di bagian utara maupun selatan.

"Keberadaan fenomena tersebut tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis, dimana kita ketahui rata-rata suhu maksimal di wilayah Indonesia bisa mencapai 32-36° C," papar Yunus.

Menyikapi hal ini, BMKG menghimbau masyarakat untuk tidak perlu mengkhawatirkan dampak dari equinox sebagaimana disebutkan dalam isu berkembang.

Secara umum kondisi cuaca di beberapa wilayah Indonesia cenderung kering. Beberapa tempat seperti Sumatera bagian utara mulai memasuki musim kemarau. 

Maka ada baiknya masyarakat tetap mengantisipasi kondisi cuaca yang cukup panas dengan meningkatkan daya tahan tubuh dan tetap menjaga kesehatan keluarga serta lingkungan.