Ada Banyak Teori, Tapi Sedikit Bukti
Ada riset kecil untuk mendukung salah satu dari sejumlah teori mengapa kita menguap. Pertama, kita tidak hanya melakukannya saat lelah. Ini juga tidak mencerminkan kita kekurangan oksigen. Menurut Michael Decker juru bicara American Academy of Sleep Medicine, ide ini kemungkinan berkembang dari kenyataan bahwa pernapasan yang terlalu dangkal dapat menyebabkan masalah.
Adapula teori yang mengatakan bahwa menguap meningkat seiring dengan rasa bosan. Berdasarkan sebuah studi tahun 1986, mahasiswa menguap lebih sering ketika ditampilkan pola warna, daripada ketika ditunjukkan video rock berdurasi 30-menit.
Menguap benarkah menular ?
Itu benar! Satu studi menemukan bahwa ketika ditampilkan video menguap, sekitar 50 persen orang juga mulai menguap. Hal ini terjadi juga di antara binatang dalam sebuah studi tahun 2004 yang mengamati simpanse, babun, dan kera.
Ternyata, itu tidak benar-benar reaksi yang aneh. Robert Provine, seorang profesor psikologi dan neuroscience di Unversity of Maryland mengatakan bahwa reaksi manusiawi lainnya juga dapat menular. Coba ingat-ingat kapan terakhir kali Anda menyaksikan seseorang tertawa ?
Sejumlah penelitian telah dilakukan terkait gerakan menguap terhadap empati
"Menguap menjadi lebih dari sebuah fenomena sosial dari fenomena fisiologis,"kata Decker
Menguap lebih cenderung menular antara sahabat
Tidak sembarang orang akan menguap ketika Anda menguap. Menurut penelitian tahun 2012, menguap paling menular di antara teman terdekat. Para peneliti menemukan bahwa semakin dekat Anda dengan seseorang secara genetik atau emosional, semakin besar kemungkinan Anda akan ikut menguap. Hal ini tentunya masuk akal jika merujuk pada teori empati, karena teman dekat dan keluarga memiliki perasaan yang lebih kuat dengan kita.
Menguap mungkin tanda suatu penyakit
Menguap biasanyaa bukan merupakan gejala pertama dari sesuatu yang serius, tetapi menguap berlebihan dalam beberapa kasus , menandakan bahwa sesuatu yang salah seperti kurang tidur yang parah telah Anda alami. Pada beberapa orang, menguap berlebihan bisa menjadi reaksi yang disebabkan oleh saraf vagus, menurut National Institutes of Health, ini dapat menunjukkan adanya masalah jantung. Pada kasus yang lainnya (namun jarang terjadi), dapat pula menandakan sejumlah masalah otak.
Bahkan janin dapat menguap
Tidak ada yang tahu persis mengapa, tetapi bayi yang belum lahir juga dapat menguap. Sementara para peneliti pernah membantah citra janin dengan mulut terbuka, dengan sebuah ulasan scan 4D pada tahun 2012, sekarang dapat dibedakan citra bayi yang sedang berkembang membuka mulutnya karena menguap, atau hanya membuka mulut tanoa menguap. Ini mungkin memiliki kaitan dengan perkembangan otak. Para peneliti mengemukakan bahwa menguap berpotensi sebagai penanda perkembangan normal.
Rata-rata menguap berlangsung selama 6 detik
Selama enam detik, denyut jantung meningkat secara signifikan. Sebuah studi tahun 2012 meneliti tubuh sebelum, selama dan setelah menguap dan menemukan bahwa sejumlah perubahan fisiologis terjadi selama enam detik - atau seberapa lama Anda menguap –