Pemindaian Kedua Makam Raja Tut, Buktikan Ada Ruangan Tersembunyi di Balik Dinding Makam ?

By , Sabtu, 2 April 2016 | 16:30 WIB

Kamis malam (31/3) satu tim ahli melakukan putaran kedua pemindaian radar di makam Raja Tutankhamun. Hal ini kembali dilakukan, karena arkeolog terus menyelidiki teori bahwa terdapat ruang-ruang tersembunyi di balik dinding batu kapur makam Raja Tut.

(Baca : Masih Ada Ruang Rahasia yang Belum Terkuak di Makam Raja Tutankhamun)

“Kami tidak bisa bicara tentang hasilnya sekarang," kata Khaled El-Enany berterus terang. El-Enany merupakan Menteri Barang Antik Mesir yang baru dilantik. Ia mewakili tim ahli menyatakan hal tersebut dalam konferensi pers Jumat (1/4) pagi. Ia juga memperkirakan bahwa setidaknya dibutuhkan waktu hingga seminggu untuk menganalisis data. Data yang dikumpulkan dari pemindaian kali kedua tersebut telah dikirim ke ahli di Mesir dan Amerika Serikat.

Perwakilan tim lainnya mencatat bahwa terdapat beberapa anomali dalam pembacaan data awal, tetapi mereka tetap menyerukan kehati-hatian untuk dilakakukan studi lebih lanjut. Mereka juga belum melihat adanya bukti untuk teori.

Pemindaian radar makam dan pro kontra

Penyelidikan ini dimulai karena makalah provokatif yang diterbitkan Juli 2015 lalu oleh Nicholas Reeves. Reeves adalah Egyptologist (ahli Mesir Kuno) asal Inggris. Ia berpendapat bahwa makam Tutankhamun mungkin masih memiliki tempat pemakaman lain yang belum ditemukan, yakni makam dari Nefertiti. (Baca : Mencari Nefertiti, Mesir Eksplorasi Makam Raja Tut)

Nefertiti secara luas diyakini sebagai ibu tiri Tut. Beberapa tahun terakhir penerimaan akan gagasan ini telah meningkat. Hanya saja para ahli Mesir Kuno cenderung bersikap skeptis bahwa makam Nefertiti terletak di balik tembok makam Tut. Selain itu belum ada bukti fisik nyata, jika memang terdapat individu tertentu yang menempati kamar tersembunyi.

Kemungkinan keberadaan ruangan ini didasarkan dengan pencitraan berteknologi tinggi. Titik awal teori Reeves adalah serangkaian pemindaian laser yang memetakan tekstur ruang pemakaman Tut secara detail. Pengujian ini memang belum pernah dilakukan sebelumnya. Pemindaian ini mengungkapkan serangkaian garis lurus yang mengindikasikan koridor dan pintu yang menempel pada dinding utara dan barat makam Raja Tut.

Bulan lalu, Mamdouh El Damaty, menteri sebelum El-Enany, menyatakan bahwa ia, 90 persen meyakini terdapat ruang rahasia di makam Raja Tut. Komentarnya didasarkan pada serangkaian pemindaian radar yang dilakukan November lalu oleh Hirokatsu Watanabe, seorang spesialis radar Jepang. Watanabe juga mengatakan bahwa ia mendeteksi bukti organik dan logam di balik dinding. Sejak itu pula lah, klaim Watanabe dikritik oleh sejumlah ahli radar dan ahli Mesir Kuno. (Baca : Logam dan Bahan Organik Terdeteksi di Makam Tutankhamun)

"Radar itu tidak ilmiah," kata Zahi Hawass, mantan menteri barang antik Mesir dan salah satu akademisi paling berpengaruh di Mesir. Hawass telah sangat vokal dalam kritiknya terhadap teori Reeves ini, ia menyerukan untuk di lakukan penyelidikan yang lebih menyeluruh. "Radar adalah seni," kata Hawass pada pekan lalu.

Pemindaian radar minggu ini dirancang untuk membuat satu set data yang lebih lengkap. Nantinya data akan ditinjau oleh para ahli dan akademisi. Pemindaian dilakukan mulai pukul lima sore, setelah Lembah Para Raja tertutup untuk wisatawan.

Tim yang disponsori oleh National Geographic Society bekerja sepanjang malam, melakukan lebih dari 40 pemindaian individual. Mereka mengamati dinding di lima ketinggian yang berbeda, beralih antara dua antena radar dengan frekuensi 400 dan 900 megahertz.

Eric Berkenpas menjelaskan kegunaan dua antena radar. "Salah satunya untuk persepsi kedalaman, dan satu untuk persepsi fitur," kata Berkenpas. Ia merupakan seorang insinyur listrik di National Geographic yang didampingi Alan Turchik, seorang insinyur mekanik.

Teknisi bersiap untuk memindai dinding sebuah ruangan kecil, di sebelah ruang pemakaman yang penuh artefak spektakuler, di mana Raja Tut dibaringkan untuk beristirahat. (Kenneth Garrett / National Geographic)

Penuh dengan drama

Sejak teori Reeves ini menjadi santapan publik, makam Tut yang ditemukan dengan meriah pada tahun 1922 oleh Howard Carter, tiba-tiba menjadi tempat adegan baru drama. Selama enam bulan terakhir, berbagai ahli telah melakukan pekerjaan mereka di depan lukisan misterius pada dinding utara. Lukisan itu mendominasi makam seperti latar belakang untuk bermain.

Kembali ke drama bulan November 2015, Watanabe, pria yang lebih dari 40 tahun berpengalaman dengan radar (saat itu ia berusia 70 tahun) bekerja sendirian melakukan pemindaian.  Ia menyebutkan ciri-ciri makam yang dirasakan dalam bahasa Jepang, sembari menggerakkan mesin radar untuk disesuaikan dengan lantai.

Adegan drama pada Kamis lalu memiliki nuansa yang sama sekali berbeda. Berkenpas dan Turchik keduanya berusia tiga puluhan, bahkan memiliki usia gabungan enam tahun lebih muda dari Watanabe. Layaknya antena radar mereka, mereka tampak memililki tinggi yang kontras. Sebelum bepergian ke Mesir, mereka menguji peralatan dengan memindai kolom batu di Arboretum Nasional di Washington, DC. Mereka sangat berhati-hati terkait hasil yang didapatkan. Keduanya menjelaskan bahwa data akan dikirim ke ahli di Amerika Serikat dan Mesir untuk analisis.

Yasser ElShayeb, seorang profesor mekanika batuan di Universitas Kairo yang berpartisipasi dalam pemindaian, mencatat bahwa beberapa penyimpangan bisa dilihat di radar pada pandangan pertama. "Kami tahu, ada beberapa anomali," katanya pada konferensi pers, "tapi tidak jelas seratus persen bahwa ada sesuatu yang di sana

Drama investigasi makam Tutankhamun memuncak seiring dengan iklim politik dan ekonomi Mesir. Kurang dari dua minggu sebelum pemindaian terakhir, sepuluh anggota kabinet lepas dari jabatannya, termasuk mantan Menteri Barang Antik, Eldamaty. Perubahan ini secara luas dianggap sebagai cerminan dari tekanan ekonomi pemerintah Mesir.

Eldamaty hadir pada pemeriksaan hari Kamis, dan ia tampak lega tidak lagi bertanggung jawab. Ketika ditanya berapa lama ia menjabat sebagai menteri, dia tertawa dan berkata,”Satu tahun, sembilan bulan, dan enam hari."

(Baca pula : Arkeolog Percaya telah Menemukan Tempat Pemakaman Rahasia Nefertiti)

Ia juga mengungkapkan bahwa telah ada lima Menteri Barang Antik sejak revolusi Mesir, dimulai pada bulan Januari 2011 lalu. "Saat ini merupakan waktu yang sangat sulit untuk menjadi menteri," katanya. "Saya senang meninggalkan posisi saya, karena pengganti saya adalah salah satu orang yang terbaik."

Di tengah semua kegiatan ini, orang yang pertama kali menginspirasi penyelidikan, tampak tegang dan lelah. "Aku seperti orang-orang di seluruh dunia. Aku sedang menunggu informasi lebih lanjut," kata Reeves. Ia melanjutkan, "Arkeologi, bagi saya, masih jadi hal menarik. Apa yang harus kita lakukan sekarang adalah, menggabungkannya dengan teknologi abad ke-21. "

Investigasi ini, sebagian didukung oleh National Geographic Society, yang juga didokumentasikan secara khusus dalam National Geographic Channel untuk premier global musim semi ini.