Setelah tahu biayanya, maka kita ukur apakah sebanding dengan apa yang nanti kita dapatkan di alam. Misalnya dengan perjalanan menghabiskan Rp 50 juta, dari guide sendiri hanya bisa mendapatkan foto lima satwa saja.
Kelima satwa tersebut fotonya akan laku dijual berapa, cukup atau tidak menutupi biaya perjalanan. "Itu semua harus dipertimbangkan. Anda bisa tawar menawar dengan guide agar dapet lebih banyak, atau cari alternatif perjalanan lain," kata Riza.
6. Rencana yang pasti bisa berbeda di lapangan
Rencana mendapat lima foto satwa bisa jadi dapat 20, tapi bisa juga hanya satu. Kita bisa mengukur tingkat keberhasilan kita dari presentasi hasil tersebut.
Menurut Riza, jika tercapai 60 persen sudah bisa disebut sukses, tapi jika 50 persen ke bawah berarti risetnya kurang tepat. Maka kunjungan berulang itu lebih baik.
7. Peralatan kamera
Riza menegaskan jangan tanggung-tanggung bawa kamera. Bawalah kamera yang kita perlukan dan kita punya. Dengan peralatan kita yang lengkap, kita dapat tepat mengeksekusi obyek. Namun jika tidak punya jangan dipaksakan, di lapangan bisa menggunakan banyak trik.
Semisal hanya menggunakan lensa makro, bisa mendekat sampai 5 meter. Itu juga bisa menghasilkan kebanggaan tersendiri bagi fotografer.
8. Berani menggunakan teknik-teknik alam
Seperti kamuflase. Pertama pasti gunakan baju dengan warna hutan, misal coklat, hitam, atau hijau tua. Selain itu di lapangan Anda harus beranikan untuk merangkak, masuk ke semak, rawa, hingga dilumuri lumpur.