Tak Hanya Manusia Modern, Perusakan Alam Juga Dilakukan Neanderthal

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Jumat, 17 Desember 2021 | 17:00 WIB
Seperti manusia modern, Neanderthal juga melakukan perusakan alam yang menyebabkan perubahan lanskap. (Max Planck Institute)

Nationalgeographic.co.id—Periode antroposen merupakan masa dimana manusia memiliki pengaruh terhadap lingkungan dan ekosistem bumi. Tidak jelas kapan suatu masa disebut sebagai permulaan antroposen. Beberapa ilmuwan menyebutnya saat revolusi industri yang memberikan dampak di atmosfer, sementara yang lain berpendapat antroposen terjadi di zaman batu, ketika manusia menemukan api.

Baru-baru ini, para peneliti mengungkap perubahan lingkungan yang terjadi, akibat aktivitas Neanderthal pada zaman batu. Aktivitas itu mengubah lansekap lingkungan yang cukup besar di Jerman, yang dinamai dengan situs Neumark-Nord berjarak 35 kilometer di timur Leipzig.

Situs itu pertama kali diidentifikasi sebagai tempat pendudukan hominim pada 1985. Kemudian penggalian pada 1990-an membuat kawasannya lebih luas hingga berlanjut pada 2003 dan 2008.

"Kita sepertinya berurusan dengan kelompok [Neanderthal] yang lebih besar dan kurang bergerak daripada yang kita sudah ketahui secara umum," ujar Wil Roebroeks, profesor paleolitik di Leiden University, Belanda, yang merupakan penulis utama makalah berjudul Landscape modification by Last Interglacial Neanderthals di Science Advances. Makalah itu diterbitkan Rabu (15/12/2021).

Manusia Neanderthal yang merupakan kerabat paling dekat dengan manusia modern ini telah mengubah kawasan hutan itu, menjadi relatif terbuka.

Para peneliti dalam laporannya berhasil mengungkapkan berdasarkan analisis serbuk sari, arang, fosul hewan, dan bahan lain yang sebelumnya digali di situs itu, kemudian dibandingkan dengan bukti dari dua cekungan di dekatnya yang memiliki tanggal waktu yang sama.  Analisis ini memberikan bukti tertua yang dapat diketahui tentang hominid yang membentuk kembali lingkungan mereka.

"Ini menambahkan aspek penting pada perilaku manusia purba [termasuk Neanderthal], dengan mereka memengaruhi ekosistem sangat jauh di masa lalu, meskipun kita tidak tahu apakah ini perilaku yang disengaja dimaksudkan untuk membuat dan menjaga lanskap tetap terbuka," lanjut Roebroeks di the Wall Street Journal.

Roebroeks dan tim menduga aktivitas harian yang menyebabkan perubahan lansekap oleh para Neanderthal di situs ini berlangsung sepanjang tahun. Perubahan ini nampaknya berjalan dalam rentang waktu sekitar 2.000 tahun, termasuk dengan menyalakan api unggun, menyembelih hewan buruan, mengumpulkan kayu, membuat peralatan, dan membangun tempat perlindungan.

Mengenai aktivitas mereka yang dinilai kurang bergerak dan berjumlah besar, para peneliti berpendapat bahwa kemungkinan Neanderthal di sini masih dalam tahap pemburu-pengumpul. Tetapi sesekali melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain hanya selama periode interglasial terakhir, setidaknya dari atau ke danau dan lokasi situs.

Baca Juga: Pertumbuhan Gigi pada Neanderthal Lebih Cepat Daripada Manusia Modern

Ekskavasi di danau dekat situs Neumark-Nord untuk mencari tahu apa saja yang dilakukan Neanderthal terhadap alam sekitar yang dirusaknya 125.000 tahun yang lalu. (Wil Roebroeks/Leiden University)

Pendapat ini berdasarkan temuan mereka yang menganggap, dua danau dan situs Neumark-Nord ini masih cukup 'jauh' untuk dianggap sebagai kota atau desa pertama peradaban manusia. Kemudian, lansakap dan situs ini berada di Pegunungan Harz Jerman, yang secara lingkungan memiliki perbedaan curah hujan atau suhu di antara wilayah itu tidak begitu berbeda.

Ada pula temuan lain selama penggalian, berupa sejumlah kecil peralatan batu dan pecahan tulang yang menunjukkan keberadaan Neanderthal yang terbatas. Alat ini dipahami para peneliti sebagai tanda-tanda adanya pemanasa kayu yang terbakar, biji hangus dan partikel, yang digunakan untuk perburuan mereka.

Berdasarkan lingkungannya pun terdapat 'jejak ekologis hominim', yang menunjukkan beberapa kali Neanderthal melintasi dan membuat api unggun di daerah itu ketika berburu.

Jejak ini ketika ditapaki memembentuk kembali vegetasi lokal, yang berarti juga hutan sempat mendominasi bagian kawasan itu ketika Neanderthal hanya menghuni padang rumput Neumark-Nord. Padang rumput terbuka makin luas, berdasarkan serbuk sari temuan di situs, yang muncul dalam waktu singkat sekitar 125.000 tahun yang lalu.

Roebroeks menambahkan, temuan ini memperkuat pandangan bahwa Neanderthal memang mengubah lanskap situs, tapi tidak menetap di sana walau hutan terus menyusut akibat ulah mereka.

"Awalnya daerah berhutan, daerah itu menjadi terbuka ketika Neanderthal tiba, dan tetap terbuka selama sekitar 2.000 tahun. Ketika mereka melakukan pengembaraan, hutan menutup kembali," pungkasnya.

Baca Juga: Ribuan Burung Ditangkap, Demi Ungkap Cara Perburuan Malam Neanderthal