Kandungan CBD Pada Ganja Bantu Obati Epilepsi

By , Rabu, 20 April 2016 | 21:25 WIB

Serangan itu bermula pada Mei 2013 ketika ia berumur enam bulan. Kejang infantil, istilahnya. Bentuknya seperti refleks yang mengagetkan—kedua lengannya terjulur kaku, wajahnya tegang dan berselimut ketakutan, bola matanya bergerak panik ke kiri-kanan. Otak si kecil Addelyn Patrick meliar saat serangan itu datang, seolah ada badai elektromagnetik yang menyapu di dalam sana. “Ini mimpi terburuk kami,” ibunya, Meagan, mengakui. “Mengerikan, mengerikan, mengerikan sekali rasanya, melihat anak saya menanggung rasa sakit dan ketakutan, akan tetapi tidak ada yang bisa saya lakukan untuk menghentikannya.”

Dari kota kecil di barat daya Maine, Meagan dan suaminya, Ken, membawa Addy ke Boston untuk berkonsultasi dengan ahli saraf. Serangan epilepsi ini, mereka menyimpulkan, disebabkan oleh kelainan otak bawaan yang disebut schizensefali. Ketika masih janin, salah satu belahan otak Addy tidak berkembang utuh dan meninggalkan celah yang abnormal. Ia juga menderita hipoplasia saraf optik, yang menyebabkan matanya bergerak-gerak liar—dan, yang terungkap dari tes selanjutnya, membuat ia hampir buta. Pada musim panas, Addy dihantam 20 sampai 30 kejang sehari. Lalu 100 per hari. Kemudian 300. “Semuanya datang beruntun,” kisah Meagan. “Kami takut kami akan kehilangan Addy.”

Lalu keluarga Patrick mengikuti saran yang mereka terima dan mengobati Addy dengan antikonvulsan atau antikejang keras.

Obat keras ini mengurangi kejang yang dialami Addy, juga membuatnya mengantuk hampir seharian. “Addy seperti tak bernyawa,” kata Meagan. “Putri kecil kami hanya berbaring dan tidur sepanjang waktu. Seperti boneka kain.“

Meagan berhenti dari pekerjaannya untuk mengurus putrinya. Dalam kurun sembilan bulan, Addy dirawat inap sebanyak 20 kali.

Ketika mertua Meagan menganjurkan agar mereka menjajaki ganja medis, awalnya ia ragu. “Ini obat yang dinyatakan ilegal oleh pemerintah federal,” kenangnya. Namun ia juga menggali informasi soal kemungkinan itu. Banyak klaim yang belum terbukti secara ilmiah menunjukkan bahwa galur ganja yang tinggi kadar CBD-nya memiliki efek anti-kejang yang kuat. Uniknya, literatur medis tentang manfaat ganja sudah ada sejak lama, meski tak didukung oleh banyak kajian. Pada 1843, seorang dokter Inggris bernama William O’Shaughnessy menerbitkan artikel yang merinci bagaimana minyak ganja menghentikan kejang akut pada bayi.

Pada September 2013, keluarga Patrick menemui Elizabeth Thiele, seorang ahli saraf pediatrik di Massachusetts General Hospital, Boston, yang turut memimpin penelitian CBD untuk mengobati penyakit epilepsi—yang tak bisa diatasi dengan obat biasa—pada anak-anak. Secara hukum, Thiele tak diizinkan meresepkan ganja untuk Addy atau bahkan menganjurkannya. Namun ia sangat menyarankan agar keluarga Patrick mempertimbangkan semua pilihan medis.

Meagan tertarik dan pergi ke Colorado untuk menjumpai orang tua yang anak-anaknya menderita epilepsi dan diobati dengan galur ganja berjuluk Charlotte’s Web. Nama galur itu diambil dari Charlotte Figi, seorang gadis kecil yang merespons amat baik minyak rendah-THC dan tinggi-CBD yang diproduksi di dekat Colorado Springs.

Hal yang Meagan saksikan di Colorado membuatnya terkesan. Di sana ada basis pengetahuan yang berkembang dari produsen ganja, komunitas orang tua yang mengalami cobaan yang sama, kualitas apotek, dan keahlian laboratorium pengujian dalam memastikan formulasi minyak ganja yang konsisten. Colorado Springs sendiri menjadi kiblat bagi migrasi medis. Lebih dari seratus keluarga dengan anak-anak yang memiliki kondisi medis yang mengancam jiwa telah meninggalkan rumah lama mereka dan pindah ke sini. Keluarga ini—banyak di antara mereka tergabung dalam lembaga nirlaba yang disebut Realm of Caring, menyebut diri “pengungsi medis”. Mayoritas tak bisa mengobati anak-anaknya dengan ganja di negara bagian asal tanpa risiko ditangkap atas tuduhan jual-beli narkoba atau melakukan kekerasan kepada anak.

Meagan bereksperimen dengan minyak tinggi-CBD. Semua serangan terhenti hampir serentak. Ia menyapih putrinya dari beberapa obat yang lain. Hasilnya, Addy seolah terbangun dari koma. “Mungkin ini terdengar amat biasa,” kata Meagan.

“Namun jika anak Anda tersenyum untuk pertama kalinya dalam berbulan-bulan ini, yah, seluruh dunia Anda pasti berubah.”

Di awal tahun kemarin, keluarga Patrick membulatkan tekad. Mereka pindah ke Colorado untuk bergabung dengan gerakan itu.

“Kami memutuskan ini tanpa pikir panjang,” kisah Meagan. “Seandainya tanaman yang mampu menyembuhkan Addy hanya tumbuh di Mars, saya pasti akan merakit pesawat ruang angkasa di halaman belakang.”

Ketika saya bertemu dengan keluarga Patrick pada akhir 2014, mereka telah menempati rumah baru mereka di sisi utara Colorado Springs. Kemajuan Addy sangat pesat. Sejak pertama mengonsumsi minyak CBD, ia tak pernah lagi dirawat di rumah sakit. Serangan itu sesekali datang—satu atau dua kali sehari—namun tidak seintens dulu. Bola matanya pun tidak bergerak-gerak liar sesering dulu. Ia lebih bisa menyimak. Juga tertawa. Ia sudah bisa memeluk dan menemukan kekuatan pita suaranya.

Kritikus beranggapan bahwa orang tua Realm of Caring menjadikan anak-anak mereka kelinci percobaan, karena kajian yang dilakukan belum cukup memadai. Bisa jadi banyak, atau sebagian besar, klaim kemajuan yang beredar adalah hasil dari efek psikologis semata. “Memang kami belum mengetahui efek jangka panjang dari CBD, dan kami perlu menelaahnya,” kata Meagan. “Namun saya bisa mengatakan ini kepada Anda. Tanpa CBD, Addy kami seolah tak bernyawa.” Ia mencatat, tak ada yang menyangsikan efek jangka panjang dari obat yang digunakan secara luas dan sempat diresepkan rutin untuk putrinya yang berusia dua tahun. “Asuransi kami menebus pembayaran obat itu tanpa ragu,” katanya. “Padahal obat itu sangat adiktif, beracun, mengubah putriku jadi zombie, dan benar-benar dapat membunuhnya. Namun obat itu justru amat legal. “

Thiele menjelaskan bahwa hasil awal kajian CBD sangat menggembirakan. “CBD bukanlah obat sakti yang menyembuhkan dalam sekejap—hasilnya pun tidak sama pada semua orang,” ia mewanti-wanti. “Namun saya terkesan. Jelas, CBD dapat menjadi pengobatan yang manjur bagi banyak orang. Ada beberapa anak dalam penelitian ini yang selama setahun lebih terbebas dari serangan kejang.”

Kini keluarga Patrick berada di tempat yang tepat—mereka lebih bahagia dibandingkan dengan bertahun-tahun yang lalu.

“Addy kami sudah kembali,” kata Meagan. “Dan saya sendiri pasti tak akan percaya bila tidak mengalaminya sendiri. Ganja bukanlah obat ajaib. Namun saya rasa obat ini wajib ada dalam opsi pengobatan setiap neurolog di sepenjuru negeri ini.”