Peneliti Andalkan Cacing untuk Lawan Kuman Super

By , Jumat, 29 April 2016 | 17:00 WIB

Para peneliti di Universitas Teknologi Sydney sedang menjalani misi penting menemukan cara mengatasi prevalensi superbug (kuman super) di seluruh dunia.

Mahasiswa peneliti Jana Soares selama berhari-hari merawat cacing dengan kombinasi antibiotik dan anti-mikroba peptide yang umum digunakan untuk pengawetan makanan.

Cacing-cacing tersebut terinfeksi dengan superbug yang umum dijumpai, Pseudomonas aeruginosa, yang resisten terhadap banyak jenis antibiotik. Bakteri ini umum menginfeksi manusia yang dirawat di rumah sakit selama lebih dari 1 minggu dan bisa mengancam keselamatan jiwa.

"Ini merupakan penelitian yang penting karena kita tengah berusaha mengembangkan pengobatan bagi pasien di masa depan," kata Soares.

"Saat ini antibiotik yang kita gunakan tidak lagi digunakan di klinik karena bacteri sudah mengembangkan resistensinya terhadap antibiotik tersebut,"

"Kita perlu menemukan antibiotik baru atau cara yang baru untuk menurunkan resistensi mikroba itu terhadap antibiotik,"

Soares, adalah mahasiswa AS yang dikirim belajar dengan dana beasiswa pasca sarjana Fulbright, menindaklanjuti temuan sebelumnya oleh Associate Professor Cynthia Whitchurch dari lembaga ithree UTS.

Dia menularkan cacing nematoda dengan strain dari P. aeruginosa berflourescent yang akan bersinar hijau di bawah mikroskop.

Hal ini memungkinkan dia memantau apakah ada penurunan bakteri setelah nematoda diberikan kombinasi antibiotik.

Jika cacing berhasil hidup, maka peneliti berencana mengujicoba model ini pada tikus sebelum melakukan uji klinis – jika metode ini terbukti sukses.

"Ini merupakan batu loncatan yang baik untuk mendapatkan gambaran bagaimana kita bisa menemukan metode baru untuk mengatasi resistensi antibiotik," katanya.

"Semua hal yang bisa kita lakukan untuk memahami bagaimana mengatasi resistensi antibiotik ini atau menemukan antibiotik baru akan mampu menyelamatkan nyawa manusia,"

"Resistensi terhadap antibiotik saat ini menjadi sumber keprihatinan kesehatan masyarakat di seluruh dunia,"