Kala Terumbu Karang Sumatera Barat Memutih...

By , Sabtu, 30 April 2016 | 12:00 WIB

Terumbu karang di Perairan Sumatera Barat, mengalami pemutihan (coral bleaching). Bahkan, Perairan Mandeh, yang selama ini aman juga mengalami hal serupa. Fenomena ini hampir terjadi di berbagai daerah.

Indrawadi Mantari, peneliti terumbu karang dari Universitas Bung Hatta (UBH) Padang mengatakan, hampir semua koloni terumbu karang genus Arcoporatersebar di kawasan wisata bawah laut memutih.

Pengamatan dia, pemutihan terumbu karang terlihat di Perairan Sungai Pinang, Pulau Sironjong Besar, Pulau Sironjong Kecil, Pulau Pagang dan Pulau Marak. Dia memperkirakan, tiga bulan kedepan koloni karang ini akan ditumbuhi alga fitoplankton yang membuat warna menghitam, setelah itu karang mati.

Indrawadi menyatakan, terjadi peningkatan suhu merata di perairan Indonesia seperti data National Ocean Atmospheric Administration (NOAA). Pengukuran di perairan laut oleh Loka Penelitian Sumber Daya dan Kerentanan Pesisir (LPSDKP), Bungus diketahui suhu permukaan laut Perairan Sumbar mencapai 31-32 derajat celcius, kedalaman  2-5 meter 30-29 derajat celcius.

“Terumbu karang sangat rentan perubahan suhu. Sedikit saja suhu naik terumbu karang akan memutih. Idealnya suhu rata-rata di perairan laut 25-28 derajat,” katanya di Padang, pekan lalu.

Dia mengatakan, pemanasan suhu terjadi 2016 terparah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Saat coral bleaching melanda sebagian besar Perairan Sumbar pada 1998, 2000 dan 2010, wisata Mandeh tak terdampak karena kawasan itu di daerah teluk dipengaruhi air sungai hingga suhu relatif stabil. Berbeda, tahun ini, suhu tak stabil lagi. “Ini membuktikan kenaikan suhu perairan laut cukup tinggi.”

Penyelam senior Diving Prokalamator UBH ini menjelaskan, terumbu karang yang mengalami pemutihan bermacam-macam, ada karang bercabang (acropora), karang meja (acrovora tabulate), karang lunak (soft coral) dan karang massive (polites). Pemantauan menggunakan metode standardisasi kaji cepat dari Reef Check Indonesia.

Tim yang mengamati terumbu karang Club Diving UBH Padang dan Pengelola Taman Wisata Perairan (TWP) Pulau Pieh, Padangpariaman. Tim ini menyelam di TWP Pulau Pieh di tiga pulau, yakni Pulau Pieh Pandan, Kasiak Pariaman dan Tangah Tiku.

Pengamatan juga ke Taman Nirwana Bungus Teluk Kabung, Sungai Pinang, Pulau Pagang, Pulau Marak, Sironjong Gadang, Sironjong Kecil dan Mandeh. “Semua pulau itu di Kabupaten Pesisir Selatan. Penyelaman selama tiga kali, 24 Maret, 13 April dan 18 April,” katanya.

Kondisi cukup memprihatinkan, dari penyelaman 13 Maret di Perairan Pulau Pagang dan Pulau Merak, air laut berwarna putih karena pemutihan karang sudah mengeluarkan substrat kapur.

“Ini tinggal menunggu kehancuran saja. Padahal biasa kecerahan menyelam di kawasan yang dijuluki Raja Ampat Sumatera ini bisa sampai 22 meter. Bahkan di Pulau Pieh, karang tahan perubahan suhu, massive juga ikut, lokasi kolonin ditemukan di kedalaman 19-20 meter.”

Uniknya, katanya, ada dua koloni terumbu karang kedalaman empat meter di Perairan Pulau Sironjong Besar, masih bagus walau warna agak pucat. “Jika pemanasan global diperkirakan sampai Juli, terumbu karang masih bisa selamat hingga bisa dipakai untuk pembibitan.”

Produksi ikan terdampakEni Kamal, Ketua Pengurus Mitra Bahari Nasional untuk Sumatera mengatakan, pemutihan terumbu karang akan berdampak pada produksi perikanan Sumbar, terutama dua tahun kedepan. Dia memperkirakan, penurunan produksi ikan bisa sampai 30%.