Kehidupan Pernikahan Mesir Kuno, Kotoran Buaya Jadi Alat Kontrasepsi

By Hanny Nur Fadhilah, Minggu, 19 Desember 2021 | 14:00 WIB
Patung pasangan Mesir dan anak-anak mereka
Patung pasangan Mesir dan anak-anak mereka (Historicaleve)

Topeng penguburan buaya di dalamnya, di mana beberapa perban linen yang digunakan dalam mumifikasinya masih dipertahankan.
Topeng penguburan buaya di dalamnya, di mana beberapa perban linen yang digunakan dalam mumifikasinya masih dipertahankan. (Horree/AGE Fotostock via Historical Eve)

Ketika pasangan memutuskan untuk memiliki cukup anak, mereka melakukan metode kontrasepsi. Uniknya, alat kontrasepsi yang pernah digunakan pada zaman Mesir kuno antara lain campuran kotoran buaya dan madu. Bagi bangsa Mesir kuno, komposisi itu mengandung spermisida, zat kimia yang diyakini membunuh sperma. Campuran tersebut kemudian dimasukkan ke dalam vagina sebelum berhubungan seks.

Baca Juga: Buaya Menjadi Hewan Ditakuti dan Dipuja di Mesir Kuno, Apa Alasannya?

Perceraian

Ketika perceraian terjadi, untuk alasan selain perzinahan istri, dia menerima kompensasi dari suami, karena wanita itu tergantung secara finansial padanya.

Untuk bercerai, cukup dengan berhenti hidup bersama, dan keduanya bisa menikah lagi jika mereka mau. Seperti pernikahan, itu adalah sesuatu antara dua pasangan, perceraian tidak memerlukan pengakuan hukum, karena itu adalah keputusan pribadi.

Ini bisa diminta oleh pria atau wanita. Penyebab perceraian bisa bermacam-macam, seperti kemandulan wanita, atau perzinahan, (yang jika melibatkan wanita, bisa berakibat sangat kaku secara hukum, moral, dan agama).

Namun ada juga kasus perceraian dengan kesepakatan bersama, di mana kepentingan dan perasaan pribadi dikedepankan, dan diterima tanpa penjelasan lebih lanjut.