Mengenal Lebih Jauh Tentang Transit Merkurius

By , Senin, 9 Mei 2016 | 13:30 WIB

Peristiwa ketika Merkurius melintasi piringan Matahari, mirip dengan peristiwa gerhana Matahari oleh Bulan sehingga sebagian atau seluruh cahaya Matahari jadi terhalang. Untuk gerhana Matahari oleh Bulan, Matahari – Bulan – Bumi akan mengalami kesejajaran dengan Bulan berada di antara Matahari dan Bumi. Peristiwa serupa juga terjadi saat transit Merkurius. Matahari, Merkurius dan Bumi  mengalami kesejajaran dengan Merkurius berada di antara Bumi dan Matahari. Akibatnya Merkurius akan menghalangi sebagian cahaya Matahari untuk sampai di Bumi.

Meskipun ukuran Merkurius sedikit lebih besar dari Bulan, namun jaraknya yang jauh dari Bumi menyebabkan penduduk Bumi hanya akan melihat Merkurius seperti noktah kecil yang melintasi Matahari selama kurang lebih 7,5 jam. Bahkan jika dibanding transit Venus, planet Merkurius hanya akan tampak 1/5 dari Venus saat melintas Matahari. Sangat kecil!

(Baca juga: Jangan Lewatkan, Senja Hari Ini Akan Ada Fenomena Gerhana Merkurius)

Sama seperti transit Venus, transit Merkurius juga cukup langka. Dalam seratus tahun kita hanya bisa menikmati 13 kali transit. Masih lebih sering dibanding transit Venus yang hanya 2 kali dalam interval 8 tahun setiap 100 tahun. Trnasit Merkurius sebelum 9 Mei 2016 terjadi pada 8 November  2006 dan  transit berikutnya akan terjadi 11 November 2019.

Meskipun Merkurius mengorbit Matahari setiap 88 hari, tidak setiap saat kita bisa melihat transit Merkurius. Orbit Merkurius terhadap Bumi 7º menyebabkan Merkurius tidak selalu sejajar dengan Bumi saat melintasi Matahari. Ada kalanya Merkurius berada di atas atau di bawah bidang orbit Bumi. Transit hanya terjadi saat Merkurius berada di titik simpul atau perpotongan antara orbit Bumi dan orbit Merkurius atau ketika Merkurius berada sejajar dengan Bumi dan Matahari.

Siklus Transit Merkurius

Transit Merkurius pada umumnya terjadi pada kisaran tanggal 8 Mei dan 10 November saat planet tersebut melintasi titik simpul perpotongan bidang ekliptika dan orbitnya setiap tahun. Jika Merkurius berada pada titik simpul dan mengalami kesejajaran dengan Bumi, maka terjadilah transit. Kita juga bisa memprediksi kapan transit Merkurius terjadi. Transit di bulan Mei hanya terjadi setiap 13 atau 33 tahun sekali. Sedangkan transit merkurius di bulan November bisa terjadi setiap 7, 13 atau 33 tahun sekali.

Saat transit Merkurius terjadi di bulan Mei, planet terdekat dengan Matahari ini sedang berada di titik aphelion atau titik terjauhnya dari Matahari. Pada saat itu, piringan planet Merkurius akan memiliki diameter sudut 12 detik busur.  Transit bulan Mei terjadi saat Merkurius sedang berada di titik turun atau bergerak dari utara ke selatan di orbitnya.

Sedangkan pada saat transit terjadi di bulan November, Merkurius sedang berada di perihelion, atau titik terdekat dengan Matahari dan menanjak dari selatan ke utara. Saat transit bulan November, diameter sudut piringan merkurius akan tampak sedikit lebih kecil dibanding transit bulan Mei yakni 10 detik busur.

Frekuensi terjadinya transit Merkurius di bulan Mei hanya setengah dari transit di bulan November. Gerak orbit Merkurius yang lambat saat di aphelion menyebabkan planet ini tidak tepat berada di titik simpul pada saat ia seharusnya sejajar dengan Bumi. Akibatnya tidak terjadi transit.  Tapi, di bulan November, saat Merkurius berada di perihelion, planet terkecil di Tata Surya ini bergerak lebih cepat sehingga bisa mencapai titik simpul lebih cepat.!break!

Sejarah Pengamatan Transit Merkurius

Yang pertama kali memprediksi transit Merkurius dan Venus adalah astronom Jerman, Johannes Kepler. Perhitungan yang ia buat berdasarkan pengamatan Tycho Brahe berhasil memprediksi transit Merkurius 7 November 1631 dan transit Venus 6 Desember 1631. Akan tetapi, Kepler tidak pernah melihat transit kedua planet tersebut dan juga ketepatan hasil perhitungannya karena ia meninggal setahun sebelum transit kedua planet berlangsung.

Transit Merkurius di tahun 1631 berhasil diamati oleh 2 astronom Eropa, diantaranya ilmuwan yang juga pendeta dari Perancis, Pierre Gessendi.  Selain melakukan pengamatan di Paris, Pierre Gessendi juga melakukan perhitungan untuk memperoleh ukuran Merkurius. Hasilnya ia memperoleh ukuran diameter sudut Merkurius sekitar 20 detik busur. Catatan pengamatan ini ia terbitkan dalam 2 surat untuk Wilhelm Shickhard.