Mengenal Lebih Jauh Tentang Transit Merkurius

By , Senin, 9 Mei 2016 | 13:30 WIB

Transit Merkurius 7 November 1677, memiliki arti penting bagi Edmund Halley. Setelah astronom Inggris tersebut mengamati transit Merkurius dari pulau St. Helena di Atlantik Selatan, ia kemudian membangun ide untuk mengukur jarak Bumi – Matahari dengan memanfaatkan transit Merkurius dan Venus.  Ide ini kemudian dipublikasikan tahun 1716 untuk digunakan pada transit Venus 1761 dan 1769 serta transit Merkurius. Ide ini kemudian diaplikasikan saat transit Venus tahun 1761 saat para astronom berupaya untuk melakukan pengamatan transit Venus, salah satunya di Hindia Belanda.

Salah satu catatan pengamatan transit Venus dan Merkurius tahun 1769 datang dari Batavia. Pengamatan dilakukan oleh Pastor Johan Mohr dari Observatorium Gang Torong, sebuah observatorium pribadi yang ia bangun untuk pengamatan transit Venus di tahun 1769. Selain transit Venus, Mohr juga mengamati transit Merkurius.

Hasil pengamatan transit kedua planet ini diserahkan Mohr pada Kapten James Cook yang singgah di Batavia untuk dibawa ke Eropa.  Catatan ini kemudian dikirim James Cook ke Royal Societies dan dipublikasikan dalam tulisan dalam tulisan Transitus Veneris & Mercurii in Eorum Exitu e Disco Solis, 4to Mensis Junii & 10mo Novembris, 1769 di Philosphical Transactions pada 1 Januari 1771.

Untuk transit Merkurius 9 November 1769, Kapten James Cook melakukan pengamatan bersama astronom Inggris, Charles Green, dari Te Whanganui-o-Hei atau Teluk Merkurius di Semenanjung Coromandel, Selandia Baru.

Perhitungan jarak Bumi – Matahari memang berhasil diperoleh lewat pengamatan Transit Venus tahun 1761. Hasilnya jarak Matahari – Bumi yang juga dikenal sebagai Satuan Astronomi atau Astronomical Unit / AU sekitar 152887680 km (atau cukup dekat dengan perhitungan saat ini149,597,870.691 km).!break!

Apa Pentingnya Transit Merkurius di masa kini?

Saat ini, kita sudah bisa menentukan jarak Matahari – Bumi dengan radar. Perhitungan jarak dengan meamfaatkan transit Merkurius maupun Venus masih bisa dilakukan. Selain itu, peristiwa transit Merkurius masih penting bagi para astronom.

Saat Merkurius melintasi Matahari, para astronom bisa mempelajari komposisi dan densitas atau kerapatan exosfer atau atmosfer super tipis yang melingkupi Merkurius. Caranya, saat Merkurius melintasi Matahari, sodium yang ada di exosfer akan menyerap dan memancarkan kembali warna kuning-oranye dari Matahari. Yang dilakukan para astronom adalah mengukur absorpsi atau serapan yang terjadi untuk memperoleh kerapatan gas yang ada di exosfer Merkurius.

Selain itu, transit Merkurius juga penting untuk melacak perubahan optis yang terjadi selama transit. Hal ini penting karena salah satu metode yang digunakan oleh astronom untuk mencari planet baru adalah metode transit. Peristiwa saat sebuah planet melintas di depan bintang akan menghasilkan peredupan sesaat dari cahaya bintang. Dari peredupan inilah kita bisa mengetahui keberadaan sebuah planet di bintang lain. Transit Merkurius memiliki prinsip yang sama dengan pencarian planet di bintang lain.

Transit Merkurius 9 Mei 2016

Peristiwa melintasnya planet Merkurius di depan piringan Matahari pada tanggal 9 Mei akan berlangsung selama 7,5 jam dan dapat dinikmati oleh sebagian besar masyarakat dunia kecuali, Indonesia, Filipina, Australia, Selandia Baru dan sebagian kecil negara di Asia Timur.  Ini terjadi karena saat transit dimulai, Matahari sudah beranjak ke peraduannya atau dengan kata lain sudah terbenam. Beberapa daerah di Sumatera “seharusnya” masih bisa melihat transit Merkurius saat dimulai pada pukul 18:12 WIB. Di antaranya Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Riau. Akan tetapi, waktu kontak 1 saat Merkurius mulai menyentuh piringan Matahari sampai kontak 2 saat seluruh piringan Merkurius masuk dalam piringan Matahari, Sang Surya sudah berada sangat rendah di horison karena sudah menjelang waktu terbenam. Akibatnya agak sulit untuk bisa diamati. Akan tetapi, untuk pengamat yang tertarik mengamati Peristiwa transit Merkurius, bisa mengamati dari area yang terbuka di ufuk barat.

Pengamat di sebagian besar Asia, Afrika, Timur Tengah, dan Eropa Timur akan menikmati transit hanya sampai Matahari terbenam. Pengamat di bagian barat Amerika Utara, transit Merkurius sudah berlangsung saat Matahari terbit. Seluruh peristiwa transit Merkurius akan dapat dinikmati oleh pengamat di bagian timur Amerika Utara dan Eropa Barat juga sebagian besar negara di Amerika Selatan.