Mengapa Melewati Pintu Bisa Membuat Orang Lupa?

By , Senin, 16 Mei 2016 | 10:00 WIB

Ketika semua berjalan lancar, seringnya di situasi yang familiar, kita akan fokus pada hal yang kita inginkan, dan bagaimana meraih itu sepertinya terjadi begitu saja, secara otomatis.

Jika Anda mahir mengemudi, maka Anda akan mengatur gigi, indikator, dan setir secara otomatis dan pikiran Anda mungkin bisa dialihkan ke hal-hal yang tidak rutin seperti mengamati lalu lintas atau berbicara dengan penumpang Anda.

Ketika kita berada di situasi yang tidak biasa, kita harus lebih memperhatikan secara detail apa yang kita lakukan, dan itu sejenak membawa pikiran kita jauh dari ‘gambaran besar’.

Karena itu, percakapan bisa tiba-tiba berhenti ketika pengemudi berada di persimpangan jalan yang riuh atau ketika mesin kendaraan mulai terdengar aneh dari biasanya.

Bagaimana perhatian kita turun dan naik di hierarki aksi inilah yang memungkinkan kita berperilaku kompleks, menyusun rencana koheren di atas berbagai momen, di banyak tempat, atau dengan membutuhkan berbagai aksi.

“Doorway Effect” terjadi ketika perhatian kita beralih dari satu level ke level lain dan itu mencerminkan betapa tergantungnya memori kita – bahkan memori tentang apa yang ingin kita lakukan – pada lingkungan di sekitar kita.

!break!

Bayangkan Anda naik ke lantai atas untuk mengambil kunci, lalu tiba-tiba lupa untuk apa Anda naik ke atas begitu Anda memasuki kamar tidur.

Secara psikologis, apa yang terjadi adalah tujuan (yaitu kunci!) terlupakan bahkan ketika kita sedang melakukan tindakan nyata untuk mewujudkannya (yaitu pergi ke kamar tidur!).

Mungkin rencana itu juga bagian dari rencana yang lebih besar (bersiap untuk meninggalkan rumah!), yang tentu adalah bagian dari rencana yang lebih besar dan besar lagi (pergi kerja!, pertahankan pekerjaan Anda!, produktif dan jadilah warga yang bertanggung jawab!, atau lainnya).

Tiap level membutuhkan perhatian di titik tertentu.

Di saat otak kita 'mengemudi' di hierarki yang kompleks ini, kebutuhan untuk mengambil kunci muncul di pikiran, dan -seperti pemain sirkus yang berusaha menjaga piring-piring berputar di atas tiang- perhatian Anda fokus ke hal itu cukup lama untuk mengkonstruksi rencana, tetapi kemudian beralih ke hal lain (seperti berjalan ke kamar tidur, atau bertanya-tanya siapa yang meninggalkan pakaian di tangga lagi, atau apa yang akan Anda lakukan ketika Anda sampai kantor, atau satu juta hal lain yang Anda butuhkan dalam hidup).

Dan kadang piring berputar itu jatuh. Memori kita, bahkan tujuan-tujuan kita, berada di jaring asosiatif.

Ini bisa berarti lingkungan fisik di mana kita membayangkannya, itulah mengapa mengunjungi rumah masa kecil bisa mengingatkan kita pada kenangan-kenangan yang sebelumnya terlupa, atau bisa juga lingkungan mental - rangkaian hal-hal yang kita pikirkan ketika satu hal muncul di kepala.

"Doorway Effect" terjadi karena kita berada pada lingkungan fisik dan mental yang berbeda, bergerak dari satu ruang ke ruang lain dan berpikir tentang banyak hal yang berbeda.

Karena itu, tujuan yang terburu-buru kita raih - yang mungkin hanya satu piring di antara banyak piring yang coba Anda putar - akan terlupakan ketika konteks berubah.

Ini adalah sebuah jendela menuju bagaimana kita mengorganisir untuk mengkoordinasikan tindakan kompleks, mencocokkan rencana dengan aksi sehingga memungkinkan diri kita meletakkan batu bata yang tepat untuk mendirikan 'katedral hidup kita'.