Pasang Surut Olahraga Sumo, dari Ritual Agama sampai Identitas Bangsa

By Sysilia Tanhati, Senin, 20 Desember 2021 | 12:00 WIB
Catatan sejarah Jepang menunjukkan bahwa sumo sebenarnya dimulai sebagai tarian ritual persembahan kepada dewa kuil Shinto. Melalui ritual ini, mereka berharap akan menerima panen yang melimpah dan hujan yang cukup. (Bob Fisher)

Nationalgeographic.co.id—Sulit membayangkan Jepang tanpa sumo. Olahraga ini telah menjadi salah satu aspek tak terpisahkan dari identitas Jepang selama lebih dari 1.500 tahun.

Sepintas, olahraga ini mungkin tampak sedikit aneh dan eksotis. Bayangkan, pria besar, gemuk, dan berat mengenakan penutup tubuh bagian bawah. Mereka bergulat satu sama lain dalam perjuangan yang menantang, tegang, dan terhormat. Namun di balik semua itu, sumo dicintai oleh masyarakat Jepang dan mengakar kuat dalam kebudayaan Jepang.

Catatan sejarah Jepang menunjukkan bahwa sumo sebenarnya dimulai sebagai tarian ritual persembahan kepada dewa kuil Shinto. Melalui ritual ini, mereka berharap akan menerima panen yang melimpah dan hujan yang cukup.

Sumo juga dapat ditemukan dalam mitologi Jepang, salah satu yang paling terkenal adalah tentang dewa guntur Takemikazuchi. Mitos ini menceritakan bagaimana kepemilikan pulau-pulau Jepang dimenangkan dalam pertandingan gulat sumo.

Sedangkan pada buku sejarah klasik Jepang, Nihongi, tertulis bahwa sumo dimulai pada 23 SM. Dalam teks tersebut dijelaskan tentang pegulat sumo legendaris, Nomi no Sukune. Ia bertarung dalam pertandingan yang menentukan melawan Taima no Kuehaya dan akhirnya menang. Sukune dianggap sebagai pegulat sumo pertama di Jepang. Pegulat yang mati saat bertanding adalah hal yang lazim pada saat itu.

Di tahun 642 M, pertandingan sumo digelar untuk menjamu delegasi Korea yang berkunjung. Setelah ini, sumo menjadi olahraga dan hiburan yang populer di istana.