Merpati Bertenaga Uap Asal Yunani Kuno, Jadi Robot Pertama di Dunia

By Hanny Nur Fadhilah, Senin, 20 Desember 2021 | 08:00 WIB
Merpati terbang bertenaga uap dari Archytas. (YourForum/ Ancient Origins)

Menjelaskan Dunia Melalui Matematika

Ketika Archytas masih muda, dia diajar oleh Philolaus. Seiring waktu ia menjadi seorang Pythagoras, yang percaya bahwa hanya aritmatika dapat memberikan dasar untuk bukti yang memuaskan, dan tidak dapat dicapai melalui geometri. Dia bahkan mengajar matematika untuk Eudoxus dari Cnidus dan Menaechmus.

Bagi Archytas, semuanya bisa dijelaskan dengan matematika. Dia memandang matematika sebagai dibagi menjadi empat cabang: geometri, aritmatika, astronomi dan musik.

Archytas menjabat dengan baik di posisi kepemimpinan. Pada satu titik, Pythagoras diserang dan diusir dari Magna Graecia, dengan kota Tarentum yang tersisa sebagai satu-satunya rumah persembunyian relatif mereka. Archytas menjadi pemimpin Pythagoras di Tarentum, dan mencoba menyatukan kota-kota Yunani di daerah mereka untuk membentuk aliansi melawan tetangga non-Yunani.

Baca Juga: DelFly Nimble, Robot Bersayap Pengganti Lebah di Masa Depan

 

Rekonstruksi merpati terbang bertenaga uap. (Musem Kotsanas Teknologi Yunani Kuno)

 

Meskipun di bawah undang-undang Tarentum satu orang hanya bisa memegang jabatan panglima tertinggi selama satu tahun, Archytas terpilih ke posisi itu selama tujuh tahun berturut-turut. Selama waktu ini dia berteman dekat dengan Plato, dan diyakini bahwa dia menyelamatkan hidup Plato pada satu waktu.

Kematian dan Warisan Archytas

Archytas diyakini meninggal dalam sebuah kapal karam pada tahun 347 SM di dekat pantai Mattinata. Tubuhnya terbaring tidak terkubur sampai seorang pelaut melemparkan segenggam pasir ke atasnya, sehingga Archytas tidak perlu berkeliaran di sisi Styx ini selama seratus tahun. Cerita ini tidak pernah diverifikasi.

Baca Juga: 100 Tahun Robot, Citra dan Realita Kemitraan Manusia dan Mesin

Archytas dan merpati terbang bertenaga uapnya. (Adobe Stock)

Bahkan setelah kematiannya, karya Archytas tetap hidup. Kontribusinya yang signifikan terhadap matematika dan mekanika tetap berguna hingga hari ini.

Meskipun sejauh mana hubungan filosofisnya tidak diketahui, dikatakan bahwa Archytas mempengaruhi karya-karya Plato dan Aristoteles. Sebuah kawah di bulan dinamai Archytas untuk menghormatinya. Jelas bahwa kontribusinya bagi masyarakat modern, termasuk kemajuan matematika dan merpati terbang, sangat signifikan.