“Dari mana asal Anda?”
“Dari sini, pabrik.”
“Oh, Anda lahir di sini.”
“Ya, saya dibuat di sini.”
“Apa?!!!”
Nationalgeographic.co.id—Itulah secuplik percakapan Helena dan Sulla dalam drama bertajuk R.U.R., kependekan dari Rossumovi Univerzalni Roboti. Dalam bahasa Indonesia bermakna Robot Universal Rossum. Sulla bukanlah manusia, melainkan seorang robot. Sedangkan Helena adalah putri seorang pimpinan dari industri yang sangat berkuasa, yang mengunjungi pulau pabrik R.U.R milik seorang ilmuwan bernama Rossum.
Kita harus berterima kasih kepada Karel Capek, dramawan dan jurnalis asal Ceko. Pada 1920, dia menggubah drama fiksi ilmiah berbahasa Ceko yang dikenang sepanjang masa. Pentasnya digelar untuk menyemarakkan perayaan tahun baru pada 25 Januari 1921. Drama ini berkesan unik karena menampilkan kisah selama seabad, sampai sekitar tahun 2000-an.
Inilah kali pertama kata "robot" diperkenalkan, sekaligus menyumbang entri dalam Oxford English Dictionary. Dalam drama itu, sosok robot digambarkan sebagai manusia buatan, bukan perangkat mekanis seperti yang selama ini kita pahami.
Kata "robot" menggantikan istilah lawas "automaton" yang mulai diperkenalkan sekitar 1639, bermakna "mekanisme yang relatif beroperasi sendiri". Di samping itu kata "robot" juga menggantikan istilah lawas "android" yang mulai dipopulerkan sekitar 1736, maknanya "benda bergerak yang biasanya berbentuk manusia."
Baca Juga: Rwanda Ciptakan Robot Berteknologi Tinggi untuk Melawan COVID-19
Kisah R.U.R menampilkan model mimpi indah dan mimpi buruk tentang mesin ini. Dalam drama, R.U.R berpenampilan dan bertindak seperti manusia. Kisah ini menampilkan karakter ilmuwan bernama Rossum yang menemukan rahasia menciptakan mesin mirip manusia. Dia mendirikan pabrik untuk memproduksi dan mendistribusikan mekanisme ini ke seluruh dunia. Ilmuwan lain memutuskan untuk menjadikan robot lebih manusiawi, yang dilakukannya dengan secara bertahap. Mereka menambahkan ciri-ciri seperti kemampuan untuk merasakan sakit. Bertahun-tahun kemudian, robot, yang diciptakan untuk melayani manusia, telah mendominasi mereka sepenuhnya. Bahkan, mesin ini menjadi pemusnah manusia.
Karel menggunakan kata “roboti” untuk judul dan makhluk dalam dramanya, yang berasal dari kata “robota” dalam bahasa Ceko. Maknanya, "budak kerja", "kerja keras", "buruh", atau kata lain dari "kerja". Sementara itu kata "rossum" dalam bahasa Ceko bermakna "alasan", "kebijaksanaan", "kecerdasan" atau "akal sehat".
Namun, Karel menampik anggapan bahwa dialah yang mengawali penggunaan kata itu. Awalnya dia menggunakan kata dari bahasa Latin, “labori”, yang bermakna “kerja”. Lantaran tidak puas dengan maknanya, dia meminta saran kepada saudaranya yang bernama Josef Capek, seorang pelukis. Menurut Karel, Josef merupakan orang yang paling berjasa karena menganjurkan kata “roboti” untuk dramanya.
Baca Juga: Akan Tiba Waktunya Ketika Robot Merebut Mata Pencaharian Manusia
Perkembangan ekonomi Ceko selama pertengahan abad ke-19 dan awal abad ke-20 begitu sukses sebagai masyarakat industri. Negara ini memiliki seperlima dari populasi Austro-Hungaria, yang menyokong kemakmurannya ketika itu. Barangkali Karel terinspirasi dari kehidupan kaum buruh yang resah di negerinya.
Sejatinya, konsep pelayan dan penjaga buatan sudah dicita-citakan dalam legenda klasik. Dalam legenda Cadmus di Yunani Kuno, dia dikisahkan menaburkan gigi naga yang telah dia bunuh di tanah. Dari sini muncullah ras pria-pria ganas dan bersenjata, yang dijuluki Sparti—bermakna ditabur. Sparti membantu Cadmus dalam membangun benteng di Thebes.
Dalam legenda Tiongkok, ada juga kisah tukang kayu Lu Ban yang diyakini hidup pada masa Dinasti Zhou (507–444 SM). Dia menggambarkan tiruan mekanis hewan dan iblis. Karena kemampuannya merekayasa, dia dihormati sebagai dewa pelindung untuk para pembangun dan kontraktor bangunan.
Revolusi industri kian membutuhkan kekuatan mekanik untuk produksi. Dan, sejak drama R.U.R, beragam imaji dan model manusia buatan bermunculan. Drama gubahan Karel memang menampilkan sisi robot yang tidak ramah pada manusia—kekhawatiran yang berlanjut sampai sekarang.
Penulis | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR