Saat kanak-kanak, Ryan Germick sangat gemar menggambar. Namun, tak seperti anak lainnya, “Saya tak pernah berhenti,” kata laki-laki 35 tahun itu. Kegemaran Germick terbayar, menuntunnya kepada karir yang menggabungkan seni dengan teknologi yang dipenuhi kode dan didominasi otak kiri.
Penikmat karya Germick juga telah bertambah, dari hanya orang tua dan empat saudaranya, menjadi jutaan orang yang mengunjungi laman utama Google. Ya, Germick ialah penggambar ilustrasi Google Doodle.
Sebagai penggambar utama, ia memimpin tim beranggotakan sekitar selusin orang, berfungsi sebagai daya kreatif dan teknis di balik logo Google yang berubah-ubah, dikenal sebagai “doodle”, di laman utama situs pencari itu.
Bagi Germick, jalan dari dunia seni ke dunia teknologi penuh lika-liku. “Saya tak punya alur yang jelas ke Google,” ujarnya. “Tak pernah terpikir kalau saya akan mengerjakan Doodle.”
Memanfaatkan kekuatan internet
Google ialah perusahaan pertama – dan satu-satunya – yang ia lamar. Waktu itu tahun 2006, Ia direkrut sebagai spesialis grafis web, kata Germick.
“Saya jelas kebalikan dari spesialis. Saya generalis dan mengerjakan banyak ikon,” ujar dia. Namun masa itu ialah awal perubahan, ketika gambar sesederhana logo dapat berdampak pada bagaimana orang menggunakan, merasakan, dan membicarakan internet.
Ikon buatan Germick yang paling terkenal ialah Pegman di Google Map, sosok kecil berwarna kuning yang muncul ketika Anda menggunakan pengaturan Google Street View di peta Google.
Germick bahkan mengenakan baju ketat warna jingga-kemerahan untuk tampil sebagai Pegman dalam video YouTube konyol yang dibuat untuk rilis Street View. Video tersebut ialah video viral pertama Google, ditonton lebih dari 13 juta kali. Hampir sembilan tahun kemudian, Germick masih mengernyit sedikit ketika membicarakannya.
“Itu pengalaman buruk. Saya telah belajar tentang kekuatan internet, lalu saya belajar tentang kekuatan komentator di internet tak lama kemudian,” ujarnya.
“Anda harus menerimanya saja. Anda harus lakukan apa yang Anda lakukan dan pasang muka tebal.”
Germick akhirnya mendapat posisi di tim Doodle dan bekerja di bawah bimbingan Dennis Hwang, orang yang dianggap sebagai Bapak Google Doodle. Internetlah yang benar-benar mengasah ambisi Germick sebagai seniman.
“Jika Anda membuat lukisan, hanya satu orang yang bisa memilikinya. Karya itu pada dasarnya menjadi barang yang hanya dapat dimiliki orang kaya,” katanya.
“Itu membuat saya berpikir. Saya ingin berkomunikasi dengan semua orang. Itu benar-benar membuat saya berpikir pertama kali tentang seni grafis, lalu karya digital, karena bentuk itu dapat mudah didistribusikan. Dan tiba-tiba internet tersedia.”
Dan di situlah ada kesempatan bagi kreativitas dan teknologi untuk bertemu. “Pemikiran desain melampaui aspek visual. Proses itu juga mencakup pemecahan masalah dan kreativitas dari sudut pandang fungsional dan kegunaan selain soal estetika,” ujar Melissa Simson, direktur periklanan Kargo, perusahaan mobile advertising berbasis di New York. Kebutuhan akan keahlian itu terus bertambah.
“Generasi teknologi selanjutnya akan lebih mempertimbangkan kapabilitas desain pada inti inovasi,” kata perempuan itu.
Kehidupan sebagai tukang corat-coret
Untuk menjadi seorang tukang corat-coret yang sukses di Google butuh sejumlah keahlian lintas fungsi, kata Germick. Di antaranya: etos kerja kuat, kemauan belajar, selera humor, penghargaan pada proses kreatif, dan setidaknya satu bakat ekspresif. Pekerjaan itu sebenarnya tentang menyatukan seni dan teknologi.
“Karena media ini memungkinkan ekspresi visual dan interaksi teknologi berjalan bersamaan... semakin kuat keahlian Anda di kedua disiplin itu, semakin efektif Anda dapat berkomunikasi menggunakan hasil akhirnya,” katanya.
Kini, Germick mengawasi staf yang terdiri dari selusin atau lebih pedesain dan teknisi di kantor pusat Google di Mountain View, California. Tim itu bekerja bersama ratusan staf Doodle lainnya di kantor Google di seluruh dunia.
Google doodle terkenal karena menghambat produktivitas karyawan, orang menghabiskan total 4,8 jam memainkan Pac-Man di doodle peringatan 30 tahun game PAC-MAN selama dua hari doodle itu ditampilkan.
Google doodle juga mengajarkan orang satu-dua fakta tentang tokoh yang tidak terkenal, juga membuat beberapa orang marah, ketika mereka memilih ulang tahun ke-86 aktivis hak sipil Cesar Chavez alih-alih Paskah pada 2013.
Doodle tak sekadar menarik bagi pengunjung Google, menurut pakar branding Karen Post dari Tampa, Florida. Itu langkah “brilian” bagi perusahaan, kata perempuan itu.
Google doodle pertama muncul pada musim panas 1998 ketika pendiri Google, Larry Page dan Sergey Brin, mencari cara asyik untuk memberi tahu orang bahwa mereka sedang tidak di kantor ketika mereka pergi ke festival Burning Man (festival seni tahunan di Amerika Serikat -red.).
Mereka menaruh gambar orang-orangan yang merupakan simbol festival itu di balik huruf “o” ke dua di logo Google.
Aset pencitraan bagi teknologi
“Apa yang berawal sebagai pemberitahuan berubah menjadi aset ciri khas merk,” kata Post.
“Hal itu memungkinkan Google mengubah cara mereka mempertahankan mereknya di mata publik,” imbuhnya.
Doodle dan Google melakukannya tanpa terkesan murahan, kata Asher Feldman, pakar pemasaran digital dan peneliti media sosial.
“Apalagi hari ini, ketika setiap orang atau perusahaan berupaya ikut serta dalam 'percakapan' dengan berbagai cara, Google Doodle bertahan sebagai cara efektif mencapai itu."
“Saya pikir banyak perusahaan mati-matian berusaha, dan gagal, untuk ikut serta dalam tagar atau tren terbaru di media sosial."
Germick mengaku tak punya doodle favorit, tapi “sangat menarik melihat karya-karya yang memaksimalkan teknologi”. Contohnya, memberi pengguna kesempatan memainkan gitar virtual untuk menghormati ulang tahun ke-96 gitaris Les Paul atau membuat musik sendiri dengan synthetizer Robert Moog kemudian membagikannya kepada kawan-kawan.
Plus, ia suka melihat kekuatan web membawa doodle interaktif lebih jauh. “Anda dapat merasakan apa yang pasti dirasakan Robert Moog: 'saya membuat alat ini dan orang dapat menggunakannya dengan kreatif',” ujarnya.
Beberapa doodle membuat pernyataan – seperti yang Germick bantu ciptakan untuk Olimpiade musim dingin 2014 di Sochi, ketika kontroversi meliputi acara itu karena aturan anti-homoseksual negara tuan rumah, Rusia. “Ini juga tentang membuat doodle yang terasa seperti hal benar untuk dilakukan,” ia bilang.
Doodle Sochi menampilkan warna pelangi pada gambar atlet dan kutipan piagam Olympiade tentang larangan diskriminasi terhadap atlet. “Kami dapat merayakan olah raga dan semuanya berkumpul untuk Olimpiade tapi juga mendukung para atlet LGBTQ,” kata Germick.
!break!
Kiat mendapatkan pekerjaanSupaya bisa mendapatkan pekerjaan kreatif di bidang teknologi, Anda harus memikirkan gambaran besarnya, kata Simson dari Kargo.
“Tunjukkan kemampuan Anda menyelesaikan masalah secara kreatif dan kenali industri atau teknologi dari sudut pandang konsumen dan berikan pendapatmu tentang itu,” kata dia.
“Jangan lewatkan detail. Teknologi ialah bidang yang berorientasi detail, dan kami mencari desain paling rapi di atas hal lain. Jadi ketika Anda memberikan portofolio kepada kami, pastikan ada maksud di balik setiap keputusan desain,” imbuh dia.
Di Rhode Island School of Design, tempat sejumlah staf Google Doodle meraih gelar mereka, Kevin Jankowski, direktur pusat karir sekolah itu, selalu mengingatkan mahasiswa untuk berpikir melampaui aplikasi langsung keahlian seni dan desain mereka dan untuk “membayangkan peran mereka dalam perkembangan sistem, struktur, manajemen, dan strategi bisnis perusahaan,” ia bilang.
Perusahaan seringkali tak menyadari bahwa mahasiswa desain punya keahlian ini, dan mahasiswa perlu menunjukkannya sendiri, kata Jankowski.