Begini Kualitas Sperma dan Sel Telur di Usia 20, 30, dan 40

By , Jumat, 3 Juni 2016 | 14:00 WIB

Sel telur wanita berubah sejalan dengan usianya, dari usia 20-an, 30-an dan 40-an ke atas. Perubahan ini akan membuat hamil kesempatan hamil dan melahirkan semakin kecil. Sementara itu, nampaknya pria bisa menjadi ayah sampai usianya sangat tua.

Kesuburan wanita sebagian besar ditentukan oleh kualitas sel telur, bukan kuantitasnya. Sperma pria juga memiliki jam biologis walau tidak sedramatis sel telur.

Hal ini penting untuk diketahui, jika Anda berdua punya rencana untuk memiliki bayi. Perubahan yang terjadi atas sel telur dan sperma, berbeda pada tiap orang.

Namun, secara garis besarnya ada kesamaan seperti dijelaskan oleh Owen K. Davis, M.D., dokter kebidanan dan kandungan dan ahli endokrinologi reproduksi di New York-Presbyterian Weill-Cornell Medical Center dan presiden American Society for Reproductive Medicine (ASRM); Elizabeth Fino, M.D., asisten profesor kebidanan dan kandungan dan spesialis reproduksi di NYU Fertility Center, serta Rebecca Sokol, M.D., M.P.H., presiden ASRM dan spesialis reproduksi pria, berikut ini.

Awal 20-an

WanitaAnda terlahir dengan satu hingga dua juta sel telur dan hanya tersisa 100-200 ribu saja tapi berkualitas tinggi.

PriaSperma berusia hanya tiga bulan, ini adalah waktu yang diperlukan dari mulai produksi hingga matang.

Akhir 20-an

WanitaTingkat kesuburan sedikit menurun namun kesempatan untuk hamil tetap tinggi yaitu sekitar 75 persen.

PriaRokok, alkohol, racun dari lingkungan bisa menurunkan fertilitas sperma.

Awal 30-an

WanitaWanita kehilangan banyak sel telur yaitu sekitar 1.000 sel telur per siklus. 

Akhir 30-an

WanitaRisiko masalah kromosom pada sel telur meningkat, kesempatan hamil turun menjadi 54 persen setelah12 bulan mencoba hamil. Risiko keguguran juga meningkat.

PriaRisiko memroduksi sperma abnormal meningkat, sperma melambat, risiko punya anak austis dan schizoprenia juga meningkat.

Awal 40-an

WanitaKarena masalah kromoson, risiko memiliki anak dengan Down Syndrome meningkat (satu berbanding 100).

PriaPerlu waktu lebih lama untuk bisa menghamili pasangan. Karena, kualitas sperma semakin menurun.

Akhir 40-an

WanitaSemakin sulit hamil, risiko memiliki anak Down Syndrome makin tinggi menjadi satu berbanding 30.

PriaMasalah ginjal dan hormon semakin memengaruhi kesuburan. Risiko kanker meningkat, tapi tidak secara langsung berefek pada kesuburan, kecuali penderita melakukan terapi radiasi dan kemoterapi.