Wisata Satwa Thailand Dinilai Kejam oleh Para Aktivis Hak-hak Binatang

By , Sabtu, 11 Juni 2016 | 11:00 WIB

Thailand terkenal maju dalam sektor pariwisatanya dengan menawarkan berbagai pilihan kepada wisawatan.

Pengelola tempat wisataThailand menawarkan kepada wisatawan berbagai atraksi, termasuk swafoto dengan harimau, naik gajah hingga tinju orangutan.

Semua itu dinilai oleh para aktivis hak-hak binatang sebagai hal yang kejam dan harus ditutup.

Petugas satwa liar menemukan puluhan anak harimau mati saat menyelamatkan 137 harimau dari sebuah kuil Buddha pekan lalu.

Hal itu menimbulkan kekhawatiran bahwa tempat wisata lainnya bisa menjadi tempat untuk perdagangan hewan.

Kasus Kuil Harimau "hanya ujung gunung es", kata Jan Schmidt-Burbach, penasihat Perlindungan Satwa Dunia yang berkantor di Bangkok.

"Kami melihat peningkatan permintaan untuk hiburan satwa liar,” katanya.

“Ada transparansi yang terbatas pada apa yang terjadi di balik kejadian itu dan bagaimana tempat ini mengambil keuntungan dari binatang,” ujarnya.

Dalam penggerebekan selama sepekan di Kuil Harimau di Bangkok barat, petugas menemukan anak harimau, kulit dan bangkai anak harimau di dalam kulkas, serta spesies yang dilindungi lainnya.

Tidak jelas mengapa Kuil Harimau itu menyimpan anak harimau yang tewas dan bagian-bagian tubuh harimau lainnya.

Diduga, harimau dan hewan lain telah digunakan untuk pengobatan tradisional China.

Polisi telah menyelidiki keterlibatan puluhan orang, termasuk enam biksu. Mereka dikenai dakwaan untuk kepemilikan ilegal satwa liar dan perdagangan satwa liar.

Kuil Harimau membantah tuduhan pada konferensi pers pada Kamis (9/6/2016).