"Di sini tidak boleh ada inbreeding atau perkawinan sedarah. Perkawinan sedarah bisa mengakibatkan harimau cacat dan mudah sakit, bahkan mengakibatkan kepunahan. Semua riwayat perkawinan harimau dicatat, kalau perlu penelitian DNA dilakukan saat akan mengawinkan," tambah Bongot.
Untuk pemurnian genetik, Taman Safari Indonesia menyimpan sperma dari pejantan harimau. Sperma-sperma tersebut dikoleksi dalam nitrogen cair yang bisa awet hingga puluhan tahun.
Saat ini populasi harimau Sumatra semakin berkurang seiring maraknya perburuan liar. Pusat penangkaran dan rehabilitasi harimau Sumatra menjadi benteng terakhir perlindungan satwa yang terancam.