Terowongan Rahasia Buatan Tahanan Yahudi untuk Melarikan Diri dari Nazi Ditemukan

By , Selasa, 5 Juli 2016 | 14:30 WIB

Di akhir bulan Perang Dunia II, sekelompok tahanan Yahudi dipaksa untuk menutupi kekejaman Nazi.

Tertahan oleh para penculik asal Jerman, 80 tahanan dari kamp konsentrasi Stutthof dikirimkan ke lokasi untuk pembunuhan massal di Lithuania. Di sana, mereka diperintahkan untuk menggali kuburan dan membakar tubuh-tubuh jenasah.

Di malam hari, para tawanan tersebut terpenjara dalam lubang yang digunakan sebagai tempat eksekusi massal.

Sekarang, para ilmuwan menggunakan alat pendeteksi tanah dan metode berteknologi canggih untuk menyusuri terowongan di Ponar dimana “Burning Brigadi” menggalinya selama sebulan dengan hanya menggunakan sendok dan tangan kosong untuk melarikan diri.

Kisah tersebut diceritakan oleh seorang tahanan bernama Isaac Dogim.

 “Dogim meletakan jenasah pada suatu hari, dan menyadari bahwa itu adalah jenasah istrinya, ketiga kakak perempuannya, dan ketiga keponakannya,” menurut Holocoust Education & Archive Research Team. “Semua tubuh membusuk, ia menyadari istrinya dari liontin yang ia berikan saat pernikahan mereka.”

Sampai para tahanan yang masih hidup menceritakan tentang pelarian “Burning Brigade” setelah perang, terowongan itu masih belum juga ditemukan—hingga sekarang.

 “Sebagai seorang Israel yang keluarganya berada di Lithuania, saya mencoba menahan air mata saat mencoba menemukan terowongan untuk kabur itu di Ponar,” ujar Jon Seligman dari Israel Antiquities Authority, yang bersama timnya melakukan pencarian tersebut, dalam sebuah artikel berita.

Situ yang ada di hutan Ponar itu berlokasi di Paneriai, dekat Vilnius, dimana disana memiliki populasi Yahudi yang begitu luas, dikenal juga sebagai Jerusalem di Lithuania.

Hal tersebut berubah selama perang berlangsung.

The New York Times melaporkan ribuan orang Yahudi dibawa ke Ponar antara tahun 1941 dan 1943,  dan dibunuh oleh orang-orang Jerman.

“Saya menyebut Ponar sebagai ground zero bagi peristiwa Holocoust,” ujar arkeolog Richard Freund dari University of Hartford kepada Times. “Untuk pertama kalinya kita memiliki pembunuhan sistemik yang dilakukan oleh para Nazi dan asisten mereka.”

Situs Ponar setidaknya memakan 100,000 korban kekejaman Nazi, termasuk 70,000 orang Yahudi. Sejak para ilmuwan tidak ingin terganggu dengan hal tersebut, mereka akhirnya menggunakan Ground Penetrating Radar, resistivitas tomografi listrik dan teknik non invasif lainnya untuk membuktikan apa yang ada di bawah permukaan tanah tersebut.