Ornamen Kulit Telur Burung Unta Singkap Jaringan Sosial Kuno di Afrika

By Wawan Setiawan, Senin, 27 Desember 2021 | 10:00 WIB
Rangkaian manik-manik kulit telur burung unta modern dari Afrika timur. (Hans Sell)

Untuk mencari tanda-tanda konektivitas populasi, Miller dan Wang mengumpulkan database manik-manik kulit telur burung unta terbesar yang pernah ada. Ini mencakup data lebih dari 1500 manik-manik individu yang digali dari 31 situs di seluruh Afrika selatan dan timur, yang mencakup 50.000 tahun terakhir. Mengumpulkan data ini adalah proses yang sangat lambat dan memakan waktu lebih dari satu dekade.

Kemudian, mereka membandingkan karakteristik manik-manik OES, seperti diameter total, diameter bukaan, dan ketebalan cangkang, Miller dan Wang menemukan bahwa antara 50.000 dan 33.000 tahun yang lalu, orang-orang di Afrika timur dan selatan menggunakan manik-manik OES yang hampir identik. Temuan ini menunjukkan jaringan sosial jarak jauh yang membentang lebih dari 3.000 km setelah menghubungkan orang-orang di kedua wilayah.

"Hasilnya mengejutkan, tetapi polanya sangat jelas. Selama 50.000 tahun yang kami periksa, ini adalah satu-satunya periode waktu karakteristik manik-maniknya sama." tutur Wang, seperti dilaporkan oleh Tech Explorist.

Ngarai Oldupai, Tanzania, situs penting dalam studi evolusi manusia, mengalami kekeringan dan alasan hujan yang lebih pendek serta tidak teratur. (Yiming Wang)

Koneksi timur-selatan ini pada 50-33 ribu tahun yang lalu adalah jaringan sosial tertua yang pernah diidentifikasi, dan bertepatan dengan periode basah di Afrika timur. Namun, tanda-tanda jaringan regional ini menghilang 33.000 tahun yang lalu, kemungkinan dipicu oleh perubahan besar dalam iklim global.

Sekitar waktu yang sama ketika jaringan sosial rusak, Afrika timur mengalami penurunan curah hujan yang dramatis saat sabuk hujan tropis bergeser ke selatan. Ini meningkatkan hujan di wilayah yang luas yang menghubungkan Afrika timur dan selatan (daerah tangkapan Sungai Zambezi), secara berkala membanjiri tepian sungai, dan mungkin menciptakan penghalang geografis yang mengganggu jaringan sosial regional.

"Melalui kombinasi proksi paleoenvironmental, model iklim, dan data arkeologi, kita dapat melihat hubungan antara perubahan iklim dan perilaku budaya," kata Wang.

Gambar mikroskop digital manik-manik kulit telur burung unta arkeologi. (Jennifer Miller)

Hasil kerja ini telah mendokumentasikan cerita 50.000 tahun tentang hubungan manusia, dan perubahan iklim dramatis yang membuat orang terpisah. Data tersebut bahkan memberikan wawasan baru tentang strategi sosial variabel antara Afrika timur dan selatan dengan mendokumentasikan lintasan penggunaan manik yang berbeda sepanjang waktu. Tanggapan regional ini menyoroti fleksibilitas perilaku manusia dan menunjukkan ada lebih dari satu jalan menuju kesuksesan spesies kita.

"Manik-manik kecil ini memiliki kekuatan untuk mengungkapkan cerita besar tentang masa lalu kita. Kami mendorong peneliti lain untuk membangun basis data ini, dan terus mengeksplorasi bukti hubungan budaya di wilayah baru." pungkas Miller.

Baca Juga: Cangkang Telur Burung Unta Purba Ini Simpan Sejarah 350.000 Tahun Lalu