Cacing Cantik Dalam Gua Beracun di Colorado

By , Rabu, 3 Agustus 2016 | 13:00 WIB

Bersembunyi di bawah sebuah area ski Steamboat Springs, Colorado, terdapat sebuah gua yang mengandung gas mematikan. Dinding yang dipenuhi mikroba bersel tunggal, gumpalan-gumpalan lengket yang kotor, dan zat sulfur atau belerang yang kuat dan cukup untuk melubangi kain kaos. Dan seluruh daerah itu diselimuti lendir.

Jadi, mengapa orang mau pergi ke sana?

"Berada di dalam gua mengingatkan saya berada di sebuah organisme yang sangat besar--seperti jika saya ditelan oleh raksasa, monster alien dari laut terdalam atau dari ruang angkasa," ujar fotografer Norman Thompson.

Thompson bergabung dengan kelompok ilmuwan kecil yang hanya berisi beberapa orang itu menjelajahi gua belerang itu, dan menemukan bahwa gua tersebut indah, dan dipenuhi dengan keanehan. Ditemukan banyak laba-labar dan serangga, mikroba yang bernafas dengan menghirup sulfur, dan spesies baru blood-red worm atau cacing darah merah.

"Ini terasa seperti kita benar-benar berada di dalam sebuah organisme," ujar Thompson. "atau mungkin untuk lebih akuratnya, sebuah ekosistem. Karena gua adalah sebuah koloni organisme, yang tinggal bersama di ekosistem yang kurang cahaya, hidup tanpa cahaya matahari, namu dengan sulfur yang datang dari kedalaman Bumi."

Di Dalam Perut

Memasuki gua dengan panjang 180 kaki (54 meter). Para ilmuwan pemberani itu harus melewati pintu masuk, ke dalam lubang di atas tanah area yang dulu digunakan sebagai area ski. Jika Anda kesana tanpa peralatan khusus, Anda harus segera meluncur melewatinya. Jika tidak, gas akan segera membuat Anda tak sadarkan diri.

"Anda harus memanjat dan jalan menurun ke lumpur basah yang licin dan bau seperti telur busuk," ujar David Steinmann, ahli biologi gua dari Denver Museum of Nature and Science.

"Semua diselimuti gas beracun," kata Steinmann, "dan saat musim dingin Anda bisa melihat asap uap keluar dari dalam. Anda harus segera melewati ruang tersebut. Sekali Anda berada di dalam, semuanya gelap total."

Namun ketika tim membawa pencahayaan sendiri, mereka menemukan bahwa gua itu sangat cantik, dengan gayanya sendiri. Kristal terbuat dari kilauan gypsum di dinding, dan sebuah sungai kecil yang melintasi lantai. Sebuah sulur panjang yang terbentuk dari koloni mikroba terlihat seperti gelombang aliran air.

Thompson memfoto gua itu dua kali, setelah para ilmuwan memasuki gua tersebut. "Walaupun udara beracun terbawa keluar, gua masih saja berbau belerang."

Gua yang mengandung belerang jarang sekali ditemui, beberapa ditemukan di Mexico dan Italia. Tingkat tinggi dari belerang yang menghasilkan gas di gua belerang Colorado datang dari bagian terdalam Bumi.

Gas Hidrogen Sulfat, yang menyebabkan bau dari gua itu seperti telur busuk, bisa sangat mematikan pada konsentrasi tinggi.

Cacing Menakjubkan

Kejutan terbesarnya adalah keberadaan blood-red worm atau cacing darah merah yang ditemukan dalam gua. "Disana terdapat neraka cacing yang sangat banyak!" kata Norm Pace, profesor microbiologi di University of Colorado Boulder.

Cacing-cacing kecil hidup bersama bergerombol di lantai gua, dimana mereka hidup dengan memakan bakteri yang hidup di tempat basah, ujar Pace.

Mereka berwarna sangat merah, terlihat seperti cacing Riftia yang ditemukan di lubang laut terdalam, dimana di sana juga kaya akan kandungan Hidrogen Sulfat. pace mempelajari kehidupan pada daerah-daerah seperti itu dan mengharapkan ekosistem gua memiliki kesamaan. Namun ternyata tidak. Cacing laut rupannya memiliki struktur yang spesial yang disebut dengan trophosomes yang berisi bakteri yang mampu bertahan hidup dalam hidrogen sulfat, yang biasa mereka hirup. Cacing itu mengandalkan bakteri untuk melakukannya, sehingga Pace sangat terkejut, tim belum menemukan rumah spesial untuk bakteri dalam cacing gua belerang itu.

Untuk warna cacing gua yang merah menyala itu, mungkin datang dari hemoglobin tingkat tinggi yang berhubungan dengan perlindungan cacing dari hidrogen sulfat. Steinmann dan rekan-rekannya mendeskripsikan cacing itu dalam jurnal Zootaxa.

Mereka menamai cacing itu Limnodrilus sulphurensis, sebagai penghormatan atas kekuatan belerang yang menjadi dasar dari rantai makanan di lingkungan mematikan itu.