Namun makalah terbaru membersihkan nama-nama terduga tersebut, dan meletakan Dawson sebagai satu-satunya pelaku dalam kasus ini. Makalah ini menunjukkan bahwa setiap spesimen yang pernah ditemukan Dawson patut dicurigai, bahkan setelah kematiannya.
Dawson tahu bahwa ilmuwan Inggris berharap ingin melihat "Otak yang besar, wajah dan rahang seperti kera, material fosil yang berat yang mengindikasikan temuan yang hebat", sehingga ia memberikan apa yang mereka cari.
Sebuah Kisah untuk 'Peringatan'
Untuk makalah terbaru, peneliti menggunakan teknologi scanning terbaru dan analisis DNA untuk melakukan investigasi fosil. Mereka pun meyakini bahwa tulang dan rahang itu milik orangutan, yang mereka duga dibeli di toko barang antik.
"Dempul itu dilukiskan dibagian atas dan dalam beberapa kasus digunakan oleh pencuri," ujar Michael Price kepada majalah Science.
Publikasi penelitian ini dilakukan dalam perayaan ulang tahun Dawson yang ke-100, dan penipuan ini memberikan sebuah pelajaran yang sangat berharga.
"Pitldown Man adalah contoh yang bagus untuk kita mundur ke belakang dan melihat bukti atas apa yang benar dan tidak meskipun itu telah terbentuk sebelumnya dalam diri kita," ujar Isabelle de Groote, seorang pakar palaeoantropologi di John Moores University, Liverpool.