Nationalgeographic.co.id—Di awal abad ke-20, kantor pos di Amerika Serikat membuat sebuah inovasi yaitu layanan pengiriman paket besar melalui pos. Meski perusahaan pengiriman swasta berkembang selama abad ke-19, kantor pos memiliki keunggulan. Jangkauan yang luas hingga ke pedesaan di Amerika Serikat memberikan nilai lebih bagi kantor pos.
Layanan ini dimulai secara resmi pada 1 Januari 1913. Ini memungkinkan sebagian orang Amerika memiliki akses besar untuk pengiriman semua barang dan jasa.
Tidak perlu menunggu lama, kantor pos menerima beberapa kiriman unik. Beberapa orang tua mencoba mengirim anak-anak mereka melalui pos.
“Peristiwa ini menjadi berita utama saat terjadi, mungkin karena itu sangat lucu,” kata sejarawan Layanan Pos Amerika Serikat Jenny Lynch.
Hanya beberapa minggu setelah Parcel Post dimulai, pasangan Ohio bernama Jesse dan Mathilda Beagle “mengirimkan” putra mereka. Bayi yang berusia 8 bulan, James, dikirimkan kepada neneknya yang tinggal hanya beberapa kilometer jauhnya di Batavia.
Menurut Lynch, Baby James memenuhi syarat ketentuan batas berat untuk paket yang dikirimkan yaitu 5 kg. Dan biaya “pengiriman” hanya sebesar 15 sen, dengan nilai asuransi $50.
Kisah unik itu segera menjadi berita hangat di surat kabar. Dan selama beberapa tahun berikutnya, beberapa orang tua mengikuti jejak Jesse dan Mathilda.
Dalam beberapa tahun ke depan, cerita tentang anak-anak yang dikirim ke pedesaan akan muncul dari waktu ke waktu. Salah satu yang terkenal, pada 19 Februari 1914, Charlotte May Pierstorff "dikirim" melalui kereta api. Ia berusia 4 tahun saat dikirim dari rumahnya di Grangeville, Idaho ke rumah kakek-neneknya sekitar 117 km jauhnya, tulis Nancy Pope untuk National Postal Museum. Kisahnya menjadi sangat legendaris bahkan dijadikan buku cerita anak, Mailing May.
"Ongkos kirim lebih murah daripada tiket kereta api," kata Lynch.
Untungnya, May tidak begitu saja dimasukkan ke dalam karung kanvas bersama dengan paket lainnya. Ternyata, dalam perjalanannya, dia ditemani oleh sepupu ibunya, yang bekerja sebagai pegawai layanan surat kereta api. kemungkinan pengaruh dan kesediaannya untuk menemani May yang meyakinkan pejabat setempat untuk mengirim gadis kecil itu bersama dengan surat.
Selama bertahun-tahun, cerita-cerita ini terus muncul dari waktu ke waktu. Orang tua kadang-kadang berhasil “menyelipkan” anak-anak mereka dan petugas membiarkannya.
Akhirnya, pada tanggal 14 Juni 1913, kepala kantor pos secara resmi memutuskan bahwa anak-anak tidak dapat dikirim melalui pos. Pengumuman resmi ini dimuat dalam surat kabar, termasuk Washington Post, The New York Times, dan Los Angeles Times.
"Menurut peraturan pada saat itu, satu-satunya hewan yang diizinkan masuk melalui pos adalah lebah dan serangga," kata Lynch. "Ada laporan bahwa May Pierstorff dikirim dengan menggunakan tarif ayam. Tetapi sebenarnya anak ayam tidak diizinkan sampai tahun 1918."
Baca Juga: National Geographic Indonesia on Assignment: Singkap Riwayat Kota Pesisir Utara Jawa
Di satu sisi, praktik ini mungkin tampak aneh dan terkesan tidak bertanggung jawab. Sebagian akan melihat ini sebagai kelalaian kantor pos yang membiarkan anak-anak dikirim lewat paket. Namun, Lynch menganggap ini sebagai contoh betapa masyarakat mengandalkan dan mempercayai pekerja pos setempat.
"Petugas pengirim surat adalah pelayan yang tepercaya, dan ini terbukti," kata Lynch. Ada cerita tentang kurir pedesaan yang mengantarkan bayi dan merawat yang sakit. Bahkan, mereka dapat menyelamatkan nyawa karena petugas inilah yang mengunjungi tempat-tempat terpencil setiap hari.
Untungnya, sekarang ada banyak pilihan perjalanan untuk anak-anak, alih-alih menyematkan perangko ke baju dan mengirimkannya melalui tukang pos.
Baca Juga: Kartu Pos Potret Kehidupan Jawa: Pesan Hindia Belanda ke Penjuru Dunia