Ia menambahkan, anjing-anjing yang menunggui makam tuannya selama bertahun-tahun kemungkinan karena menanti tuan mereka kembali, bukannya berkabung atas meninggalnya mereka.
Apa sebenarnya yang anjing harapkan?
Jasad manusia yang terurai melepaskan hampir 500 senyawa kimia berbeda, dan penelitian mengungkap bahwa anjing mendeteksi senyawa-senyawa tersebut lebih baik dari mesin paling canggih sekalipun. Jadi, selama jasad tidak dimumikan, anjing akan tahu di mana pemiliknya dimakamkan. Hal ini menjelaskan mengapa mereka menunggu di samping makam pemiliknya dalam periode yang lama.
Namun, menurut Coren, ada yang lebih kuat dari pada aroma sisa tubuh manusia, yakni memori ketika anjing melihat pemiliknya di tempat tertentu untuk terakhir kalinya. Dalam kasus Hachiko misalnya, stasiun kereta terkait secara permanen dengan ingatannya terhadap sang tuan.
“Perilaku mengharukan yang kita saksikan pada anjing itu didorong oleh pikiran semacam ‘inilah tempat terakhir aku melihat orang yang kusayangi, jika mereka pergi dari sini, mungkin mereka juga akan kembali dari sini’,” kata Coren.
Baca juga:
Anjing Juga Memiliki Memori Episodik
Ilmuwan Berhasil Ciptakan Vaksin Kontrasepsi untuk Anjing
Dengan pemikiran semacam itu, anjing tidak berpikir pemiliknya akan bangkit dari kematian seperti zombie, melainkan tetap utuh, seperti tak pernah terjadi suatu apa pun. Anjing menunggu dengan tujuan menjemput sang tuan dan menjalin kembali ikatan kuat yang pernah ada di antara mereka.
Bisa dikatakan, dalam beberapa hal, anjing mungkin merespon kehilangan akibat kematian seseorang yang disayangi lebih baik dari kita, karena setidaknya mereka masih memiliki secercah harapan. Sementara itu, harapan telah terbang bagi kita yang memiliki konsep bahwa kematian adalah akhir.
Harapan itulah, yang membuat anjing terus menunggu kembalinya sang tuan, bahkan hingga selama sisa hidup mereka.