Perjalanan ICRC di Indonesia

By , Jumat, 23 September 2016 | 16:00 WIB
Banda Aceh, ICRC field hospital, donated by the Norwegian government. Medical consultation in the outpatients department. Perawatan medis ICRC di lapangan hasil donasi pemerintah Norwegia. Salah satu bagian dari perawatan adalah konsultasi medis di Banda Aceh pada 18 Januari 2005 silam. (Thierry Gassmann / International Committee of the Red Cross)

Pada akhir 2004, bencana Tsunami besar melanda Aceh dan Nias. Ratusan ribu jiwa melayang dalam waktu yang begitu singkat. ICRC dan PMI termasuk organisasi yang tiba di lokasi kejadian bersama dengan sejumlah organisasi lainnya.

Sutter mengungkapkan bahwa ia berharap ICRC akan mampu menekankan beberapa hal penting terkait dengan misi mereka. "Melalui pameran ini, kami hendak menekankan pentingnya sebuah perkembangan dan kebangkitan sebagai pemenuhan kebutuhan dan ekspetasi masyarakat, serta menunjukkan bahwa dengan keragaman, toleransi dan ketahanan, Indonesia dapat menjadi contoh dalam hal penyembuhan serta mengatasi luka lama," katanya. 

Dengan misi melindungi kehidupan dan martabat para korban konflik bersenjata serta situasi kekerasan lainnya, ICRC kini telah berevolusi menjadi sebuah organisasi yang berfokus pada pencegahan serta mempertahankan kapasitas dalam merespon bantuan kemanusiaan yang diperlukan.

Selain itu, ICRC saat ini juga tak luput dalam menekankan lebih dalam mengenai pengajaran Hukum Humaniter Internasional yang bekerja sama dengan begitu banyak pihak, termasuk institusi pemerintaha Indonesia.