Kehidupan Budaya dan Sosial Komunitas Dayak Bumi Segandu di Indramayu

By Galih Pranata, Rabu, 29 Desember 2021 | 08:00 WIB
Komunitas Dayak Bumi Segandu di Losarang, Indramayu. (Agung Trihadono Putra/jurnal ISBI)

Ritual yang dilangsungkan oleh angggota Suku Dayak Hindu Budha Bumi Segandu, dilakukan pada setiap Malam Jum'at Kliwon, bertempat di Pendopo Nyi Ratu Kembar. Ritual ini pada dasarnya adalah upaya mereka menyatukan diri dengan alam, serta cara melatih kesabaran.

Melalui GBHN pada 1978, keluarlah kebijakan pemerintah, agar penganut kepercayaan lokal bergabung dengan salah satu agama dari lima agama yang ada pada waktu itu. 

Baca Juga: Carl Bock, Peneliti Eropa Pertama yang Menepis Stigma Suku Dayak

"Maka ditulislah di dalam KTP, Akte Kelahiran dan surat-surat penting lainnya dengan mencantumkan agama yang ditetapkan oleh pemerintah tersebut," terang Nuhrison M. Nuh dalam tulisannya.

Namun, semua berubah pasca reformasi yang terjadi di Indonesia, dimana tidak ada lagi kewajiban bagi pemeluk keprcayaan lokal dan aliran kepercayaan untuk mencantumkan agamanya.

"Bagi mereka boleh tidak mencantumkan nama agama cukup diberi dengan tanda strip (-)," pungkasnya. Meski begitu, umumnya pria Dayak Bumi Segandu, menikah menurut agama Islam, karena kebanyakan pihak perempuan berasal dari kalangan Islam.

Menariknya, dalam relas sosialnya, Takmad juga selalu hadir dalam acara tahlilan di lingkungan warga, meski duduk di luar. Apabila ada pembangunan mushola, ia juga turut menyumbang semen.