Peneliti Yusmaini Eriawati di buku yang sama, menjelaskan untuk memahami pedesaan yang pernah ada di Situs Grogol, bisa berkaca pada relief Candi Menakjinggo yang berada di Trowulan.
"Pada relief itu, dapa dilihat adanya area pemukiman dan digambarkan pula adanya area yang mungkin sebagai areal sakral berkaitan dengan kegiatan pemujaan," tulisnya. Area pemukiman di relief itu linear seperti situs, dan di sisi bawahnya ada kawasan yang disucikan oleh penduduk Majapahit.
"Di Bali, area suci tersebut dikenal dengan nama Pamerajan, yaitu tempat diadakannya upacara-upacara, baik upacara harian untuk tingkat keluarga atau kelompok keluarga. Bahkan ada, ada pula area Pamerajan untuk tingkat desa dan kerajaan," lanjutnya.
Baca Juga: HUT ke-728 Majapahit: Menata Kembali Literasi Peradaban Majapahit
Pada sisi pemukimnya, Dimas Nugroho, peneliti lainnya, mengungkap ada banyak tembikar Tiongkok dari zaman yang berbeda. Selain itu bangunan yang ada di situs diamati tumpang tindih, antara ada bangunan yang ditinggalkan kemudian digantikan oleh bangunan baru.
Ini menunjukkan bahwa aktivitas penduduk Grogol "cukup massif dan terjadi dalam dua periode masa, yakni sebelum Majapahit dan pada masa Majapahit," tulis Dimas.
Tetapi yang jelas sisa-sisa bangunan yang ditemukan para arkeolog di Situs Grogol, membuktikan satu hal: kawasan itu dipenuhi dengan nuansa elit, sebagaimana yang Junus juga terangkan dalam hasil penelitian di dalam.
Banyak bangunan memiliki pendopo atau balai. Di dalam bangunan tempat tinggal pun memiliki tembok yang tinggi dan rapat pada beberapa ruang untuk menjaga privasi. Rumah pun dibuat memiliki teras yang tinggi, yang menurut Dimas, untuk menuansakan kasta penghuni.
"Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa Situs Grogol adalah daerah hunian. Berdasarkan ukuran rumah dan artefak-artefak hasil temuan, dapat disimpulkan bahwa penghuninya berasal dari kelompok elit, kemungkinan bangsawan kerajaan Majapahit, meskipun tempat tinggalnya terletak cukup jauh dari pusat kota," tulis Junus.
Baca Juga: Selidik Agama dan Kepercayaan Masyarakat pada Era Kerajaan Majapahit