Ilmuwan Temukan DNA Hominid dan Hewan Purba di Sedimen Gua Denisova

By Ricky Jenihansen, Sabtu, 1 Januari 2022 | 10:00 WIB
Permukaan bagian blok sedimen yang terawetkan dari Gua Denisova. (Mike Morley / Flinders University)

Nationalgeographic.co.id - Tim ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu melaporkan telah berhasil mengekstrasi DNA purba dari kumpulan blok sedimen Pleistosen yang terawetkan dengan baik dari 13 situs arkeologi di Eropa, Asia, Afrika, dan Amerika Utara. Sedimen tersebut terawetkan dengan baik setelah lebih dari empat dekade disimpan dalam plastik sintetis resin poliester setelah ditemukan.

Melansir sci-news, tim peneliti yang dipimpin oleh Max-Planck Institute for Evolutionary Anthropology dan para ilmuwan Flinders University mengungkapkan dan mengeksplrorasi bagaimana DNA tersebut dapat terawetkan. Termasuk di dalam endapan tersebut DNA dari manusia, hewan, dan tumbuhan purba yang terawetkan dalam blok sedimen yang telah berusia lebih dari puluhan ribu tahun lalu.

Geoarkeolog Universitas Flinders Mike Morley mengatakan, pelestarian yang berasal dari memperbaiki sedimen dalam resin memungkinkan tim mereka untuk menunjukkan pada skala mikro asal-usul DNA tersebut dalam campuran sedimen dan komponen organik yang tercampur. "(Itu) menunjukkan bahwa ada konsentrasi 'titik panas' materi genetik dalam tulang dan kotoran fosil," kata Dr. Morley.

Itu berarti bahwa timbunan sedimen arkeologis yang diresapi resin bisa menjadi penelitian terdepan dalam pencarian penemuan besar tentang evolusi manusia dan tumbuhan. Studi ini telah dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences.

"Penelitian ini tidak hanya menjelaskan kompleksitas yang sedikit diketahui tentang bagaimana sedimen terbentuk di situs-situs ini selama puluhan ribu tahun, tetapi juga membuka era baru 'penggalian ilmiah' dari sedimen arkeologi yang disimpan di laboratorium di seluruh dunia," kata Dr. Morley.

Baca Juga: DNA Manusia Diekstraksi dari Telur Kutu Pada Mumi di Amerika Selatan

Menurutnya, di era perjalanan terbatas, blok sedimen tetap ini dapat digunakan untuk mengkurasi DNA sedimen (sedaDNA) yang diawetkan dalam fragmen mikroskopis tulang dan koprolit hewan dan manusia pada waktu itu.

Para peneliti memeriksa blok sedimen dari Gua Denisova, sebuah situs yang terletak di Pegunungan Altai di Siberia selatan-tengah. Di situs tersebut, di mana DNA purba dari Neanderthal, Denisovan, dan manusia modern telah diambil.

Mereka menunjukkan bahwa bagian blok sedimen mempertahankan molekul DNA yang tetap stabil selama ribuan tahun.

"Ini jelas menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan pengambilan DNA mamalia purba yang tinggi dari sedimen Gua Denisova berasal dari banyaknya sisa mikro dalam matriks sedimen daripada dari DNA ekstraseluler bebas dari kotoran, cairan tubuh, atau jaringan seluler yang membusuk yang berpotensi teradsorpsi menjadi butiran mineral," kata Dr. Vera Aldeias, seorang peneliti di University of Algarve.

Tim berhasil mengekstraksi DNA dari blok yang disiapkan selama empat dekade lalu dan menunjukkan bahwa proses impregnasi sedimen dengan plastik cair tidak memengaruhi kelangsungan hidup DNA. "Kami mampu memulihkan sejumlah besar DNA Neanderthal dari hanya beberapa miligram sedimen," kata Dr. Diyendo Massilani, seorang peneliti Antropologi Evolusi, di Institut Max Planck.

Ia menjelaskan, mereka bahkan dapat mengidentifikasi jenis kelamin individu yang meninggalkan DNA mereka. Dan menunjukkan bahwa mereka termasuk dalam populasi yang terkait dengan Neanderthal yang genomnya sebelumnya direkonstruksi dari fragmen tulang yang ditemukan di gua. "DNA Neanderthal dalam sampel kecil sedimen yang tersimpan di plastik ini jauh lebih terkonsentrasi daripada yang biasanya kita temukan dalam material lepas," jelasnya.