Nationalgeographic.co.id—Pada bulan Desember 1972, Komandan Apollo 17 Eugene Cernan mengumpulkan sampel tanah dari Lembah Taurus-Littrow di Bulan. Ia kemudian membawa material tersebut ke Bumi di dalam sebuah silinder vakum tertutup.
Selama 49 tahun terakhir, sampel tersebut tetap tak tersentuh. Namun para ilmuwan sekarang bersiap untuk membuka wadah tersebut dan menganalisis isinya.
Pembukaan sampel yang terlambat ini merupakan bagian dari program Apollo Next-Generation Sample Analysis (ANGSA). Program ini mengawasi pemeriksaan sampel Bulan era Apollo.
Dalam pemeriksaan sampel ini, para peneliti akan menggunakan perangkat yang baru dikembangkan. Perangkat ini dijuluki sebagai "pembuka kaleng Apollo" untuk membuka kotak hadiah dari Bulan yang berharga itu.
Dibuat oleh Badan Antariksa Eropa (ESA), alat ini telah dirancang khusus untuk melubangi wadah yang disegel vakum dan menangkap gas rapuh yang mungkin bersembunyi di dalamnya. Pada tahap ini, tidak diketahui seberapa baik uap ini telah terawetkan oleh silinder yang menampungnya selama lima dekade terakhir. Namun para peneliti berharap sampel tersebut dapat mencakup hidrogen, helium, dan gas mulia lainnya yang terperangkap di dalam tanah Bulan.
Dengan memeriksa material ini, para ilmuwan berharap bisa mendapatkan beberapa wawasan berharga tentang geologi Bulan. Mereka juga ingin belajar tentang keberhasilan dan kegagalan wadah sampel Apollo 17.