CT Scan Amenhotep I Bebaskan Pendeta Mesir dari Tuduhan Pencurian

By Sysilia Tanhati, Kamis, 30 Desember 2021 | 09:00 WIB
Mumi Amenhotep I merupakan mumi yang terpelihara dengan baik. Ini membuat ahli enggan untuk menelitinya karena takut merusaknya. (S. Saleem and Z. Hawass/Frontiers in Medicine)

Nationalgeographic.co.id—Mumi firaun Amenhotep I yang berusia 3.500 tahun hampir tidak pernah diteliti sejak ditemukan di Luxor tahun 1881.

Padahal mumi ini dapat mengungkapkan beberapa detail berharga tentang kehidupannya. Firaun Amenhotep I memerintah kerajaan Mesir yang bersatu sejak tahun 1525 hingga 1504 SM.

Mumi Kerajaan Baru (1550 hingga 1069 SM) adalah mayat kuno yang paling terpelihara dengan baik yang pernah ditemukan. Mumi ini dianggap sebagai kapsul waktu. Mereka dapat memberi tahu tentang seperti apa rupa raja dan ratu kuno, kesehatan, serta penyakit kuno. Juga teknik mumifikasi, dan metode pembuatan objek pemakaman.

Ahli Mesir Kuno selalu enggan menyentuh mumi yang telah diawetkan dengan sangat baik dalam linen berkualitas tinggi. Mumi ini juga ditutupi oleh karangan bunga yang terbuat dari bunga safflower, delphinium, dan rami sungai Mesir. Mumi Amenhotep menggunakan topeng penguburan yang dicat yang mencolok dan indah. Ini bisa saja rusak secara permanen jika linennya dilepas.

Namun berkat perkembangan teknologi pemindaian digital yang canggih, ilmuwan dapat menelitinya tanpa merusak penutup fisiknya.

Pemeriksaan digital menyeluruh dan komprehensif dari tubuh mumi Amenhotep I dilakukan. Ahli Mesir Kuno yang terkenal, Zahi Hawass, bekerja sama dengan Sahar Saleem seorang ahli radiologi dari Universitas Kairo dalam penelitian ini.

Mereka menggunakan teknologi pemindaian tomografi terkomputasi (CT) 3-D untuk mendapatkan citra rinci dari tulang dan jaringan lunak yang diawetkan. Teknologi ini mengeliminasi kebutuhan untuk membuka pembungkus linen mumi untuk melihat apa yang ada di bawahnya.