CT Scan Amenhotep I Bebaskan Pendeta Mesir dari Tuduhan Pencurian

By Sysilia Tanhati, Kamis, 30 Desember 2021 | 09:00 WIB
Mumi Amenhotep I merupakan mumi yang terpelihara dengan baik. Ini membuat ahli enggan untuk menelitinya karena takut merusaknya. (S. Saleem and Z. Hawass/Frontiers in Medicine)

Analisis ekstensif Saleem mengungkapkan sejumlah besar detail tentang karakteristik fisik Amenhotep I yang belum diketahui sebelumnya.

“Pemindaian menunjukkan bahwa Amenhotep I berusia sekitar 35 tahun ketika dia meninggal,” kata Saleem. Tingginya kira-kira 169 cm, disunat, dan memiliki gigi yang bagus.

Amenhotep I secara fisik mirip dengan ayahnya, Ahmose I, raja pertama Dinasti ke-18 yang memerintah dari 1550 hingga 1292 SM. Sang Firaun memiliki dagu yang sempit, hidung kecil yang sempit, rambut keriting, dan gigi atas yang agak menonjol.

Otak Amenhotep I ditemukan utuh, hal ini tidak dimiliki oleh sebagian besar mumi kerajaan lainnya.

CT scan menunjukkan bahwa Amenhotep I dikuburkan dengan koleksi perhiasan berharga yang menakjubkan. Di bawah bungkus linennya, tubuhnya dihiasi dengan sekitar 30 jimat dan ikat pinggang terbuat dari manik-manik emas.

Fakta terakhir ini penting, karena bertentangan dengan kepercayaan ahli Mesir Kuno tentang sejarah mumi sebelumnya.

Seperti yang diungkapkan oleh hieroglif, pada abad ke-11 SM mumi Amenhotep I dipindahkan dari tempat pemakaman aslinya ke Luxor. Pada saat itu tubuh dibuka dan dibungkus kembali oleh para pendeta. Mereka ditugaskan untuk memperbaiki kerusakan yang dilakukan oleh perampok makam.

Di Luxor, mumi itu dimakamkan bersama mumi raja dan bangsawan yang juga diselamatkan dari perusakan tanpa henti pencuri harta karun.

Baca Juga: Kehidupan Pernikahan Mesir Kuno, Kotoran Buaya Jadi Alat Kontrasepsi

Ahli Mesir Kuno sebelumnya menduga bahwa para pendeta itu terlibat dalam pencurian harta karun Amenhotep I. Mereka diperkirakan menyembunyikan semua perhiasan sebelum menyelesaikan proses mumifikasi ulang.

Tapi hasil CT scan membersihkan pendeta kuno abad ke-11 dari segala tuduhan pencurian.

“Dalam kasus Amenhotep I, para pendeta dari dinasti ke-21 dengan penuh kasih memperbaiki luka-luka yang ditimbulkan oleh para perampok makam. Mereka mengembalikan mumi ke kejayaannya, dan melestarikan perhiasan dan jimat yang luar biasa di tempatnya,” kata Saleem.

Berkat mereka, mumi Amenhotep terpelihara dengan baik hingga kini sehingga dapat dipindai dan dianalisis oleh Saleem.

Baca Juga: Rhinocolura, Kota Berpenghuni Manusia Tanpa Hidung di Era Mesir Kuno

Amenhotep I memerintah Kerajaan Baru Mesir selama masa damai dan kemakmuran. Lima abad pemerintahan Kerajaan Baru diakui oleh para sejarawan sebagai salah satu "Zaman Keemasan" Mesir kuno.

Kerajaan itu makmur dan menghadapi beberapa ancaman eksternal atau internal yang serius. Amenhotep I tidak diragukan lagi mendapat manfaat dari keadaan ini. Sangat sedikit informasi tentang penguasa macam apa dia sebenarnya. Meskipun tampaknya ia berhasil mempertahankan struktur yang diciptakan ayahnya selama pemerintahannya.

Meskipun banyak penemuan menarik dari pemindaian, Saleem tidak dapat menemukan persis bagaimana Amenhotep I meninggal.

“Kami tidak dapat menemukan luka atau cacat karena penyakit untuk menentukan penyebab kematian,” jelasnya.

Hal ini meningkatkan kemungkinan bahwa Amenhotep I diracun sampai mati. Bisa jadi ia dibunuh dengan cara yang tidak akan meninggalkan bekas luka atau kerusakan fisik. Kemungkinan lainnya, Amenhotep I bisa saja meninggal karena sebab alami.

Tidak ada cara untuk mengetahui dengan pasti apa yang terjadi kecuali jika ada teks hieroglif yang menjawab misteri itu.

Baca Juga: Mengintip Aktivitas Keseharian Polisi Mesir Kuno, Seperti Apa?