Nationalgeographic.co.id - Kehidupan cinta di Mesir kuno tampaknya tak jauh berbeda dengan kehidupan sekarang. Seperti adanya pernikahan maupun perceraian. Dalam ajarannya, seorang juru tulis dari istana Nefertari, Any mengatakan kepada kaum muda untuk menjalani pernikahan yang sejahtera dan bahagia.
“Ambillah seorang istri ketika kamu masih muda, agar dia dapat memberimu seorang anak. Dia harus melahirkan untuk Anda saat Anda masih muda, dunia harus dihuni. Pria dengan keluarga besar itu bahagia, dia dikagumi karena keturunannya."
Seperti yang satu ini, kita dapat menemukan lebih banyak lagi ajaran dan nasihat yang coba ditanamkan oleh orang yang lebih tua kepada yang lebih muda, karena pernikahan adalah salah satu pilar masyarakat Mesir Kuno.
Pernikahan dilambangkan dengan pemberian cincin, simbol keabadian. Akad nikah berlangsung saat mempelai wanita memindahkan barang-barang miliknya ke rumah barunya.
Baca Juga: Papirus Mesir Kuno Ungkap Praktik Perawatan Mumi dari 4.000 Tahun Lalu
Sehari sebelumnya, pengantin wanita menerima wanita di sekitar pengantin pria yang menghiasinya dengan pacar dan cat tubuh. Pengantin pria dikunjungi oleh pria lain yang menemaninya menghabiskan malam dengan bernyanyi dan menari.
Pernikahan di Mesir kuno
Pada hari pernikahan, yaitu hari pemindahan, wanita mengenakan tunik panjang dan mempelai pria pendek, biasanya biru, warna yang melambangkan keabadian, meskipun kelas yang lebih kaya biasanya menikah dengan warna putih.
Hari itu, pasangan itu menandatangani kontrak pernikahan, yang mulai digunakan dari abad ke-9 SM dan terdiri dari dokumen dengan tanggal, pihak yang membuat kontrak, calon pasangan, nama orang tua dari pasangan, profesi suami, dan nama para saksi.
Masalah Kehamilan
Sihir memiliki peranan penting di Mesir dan diyakini dapat memecahkan masalah, termasuk kesulitan kehamilan. Bukan hanya itu, wanita dapat berdoa di kuil Hathor, dewi berkepala sapi yang erat kaitannya dengan wanita dan kesuburan. Cara terakhir adalah dengan membeli seorang budak perempuan. Ini biasanya sangat tidak disukai istri. Dengan kata lain, pembelian budak ini bertujuan untuk menghasilkan keturunan.
Metode Kontrasepsi
Source | : | ancient origins |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR