Peran Soekarno dan Pusara Imam Bukhari yang Sempat Terlupakan

By Galih Pranata, Kamis, 30 Desember 2021 | 10:00 WIB
Soekarno dalam kunjungannya ke Masjid Biru dan pusara Imam Bukhari di Uzbekistan pada 1961. (Madain Project-en)

Nationalgeographic.co.id—Mungkin tak banyak orang menyadari, sosok perawi hadits yang notabene lebih populer dari Timur Tengah, ternyata ada juga yang berasal dari Asia Tengah, Uzbekistan. Ia adalah Imam Bukhari.

Bukhari yang lahir pada 19 Juli 810, biasa dikenal dalam ajaran Islam sebagai Imam Bukhari. Ia merupakan seorang sarjana Islam Persia yang lahir di Bukhara, sebuah kota di Uzbekistan. 

Bukhari telah menulis ribuan koleksi hadits yang dikenal sebagai Sahih-al-Bukhari, sebuah karya yang dianggap oleh Muslim Sunni sebagai salah satu koleksi hadits paling otentik dan paling mendekati kebenaran akan ucapan dan perilaku Nabi.

"Ia juga menulis buku-buku lain seperti Al-Adab al-Mufrad. Dia menyusun al-Jami' as-Sahih, kumpulan dari 7.275 hadis yang teruji," tulis Amjad Parvez kepada Daily Times, dalam artikelnya berjudul Tahir Anwar Pasha’s journey into the landlocked Uzbekistan.

kumpulan ribuan hadis-hadis yang telah teruji itu, disusun dalam bab-bab sehingga memberikan dasar untuk sistem yurisprudensi yang lengkap tanpa menggunakan hukum spekulatif. 

Kebesaran akan dirinya terkenang lewat hadis-hadis yang di-rawi-kannya. Tentu menjadi pertanyaan, lantas dimana orang yang agung itu dikebumikan?

Pusara Imam Bukhari terletak tiga puluh kilometer dari Samarkhand, di sebuah desa bernama Khartang, di Uzbekistan, Asia Tengah.