Studi Terbaru: Minum Alkohol Mampu Ciptakan Psikologi Positif

By Hanny Nur Fadhilah, Jumat, 31 Desember 2021 | 11:00 WIB
Studi mengungkap alkohol mampu ciptakan psikologi positif. (Henry fournier/Unsplash)

Nationalgeographic.co.id—Ada banyak kebajikan yang berhubungan dengan minum alkohol dan kehidupan. Kali ini, yang akan dibahas bukanlah memandang dari sisi negatif zat yang terkandung dalam minuman alkohol, yang sebagaimana kita tahu jika dikonsumsi berlebihan dapat menimbulkan efek samping.

Namun berfokus pada kehati-hatian dan pengaturan diri seseorang yang mengosumsi alkohol. Ya, keduanya diklasifikasikan sebagai "kekuatan kesederhanaan" oleh Martin Seligman dan Christopher Peterson dalam buku mereka, Character Strengths and Virtues.

Peterson dan Seligman menawarkan karakterisasi berikut dari orang yang bijaksana, “Mereka memikirkan dan merencanakan masa depan mereka. Seperti menahan impuls yang merusak diri mereka sendiri dan bertahan pada aktivitas yang bermanfaat, meskipun kurang menarik secara langsung. Mereka reflektif, disengaja, dan praktis dalam kehidupan sehari-hari mereka."

Pengaturan diri adalah kebajikan yang terkait erat dan didefinisikan oleh Peterson dan Seligman sebagai bagaimana seseorang menggunakan kontrol atas tanggapannya sendiri untuk mengejar tujuan dan memenuhi standar.

Kekuatan karakter ini relevan dengan konsumsi alkohol dalam banyak hal. Ada banyak cara praktis untuk menghubungkan pemikiran tentang masa depan seseorang, melawan impuls yang merugikan diri sendiri, dan bertahan dalam aktivitas yang baik dengan konsumsi alkohol.

Misalnya, pertimbangkan bagaimana dorongan untuk minum berlebihan (8 atau lebih minuman per minggu untuk wanita, 15 atau lebih untuk pria) dapat merusak kesehatan jangka panjang. Dikutip Psychology Today, minum terlalu banyak dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan kronis, termasuk tekanan darah tinggi, penyakit jantung, penyakit hati, stroke, kekebalan yang melemah, masalah kognitif, dan masalah sosial.

Dengan cara bersikap bijaksana untuk tidak hanya memikirkan tetapi benar-benar memperhitungkan potensi hasil negatif dari penggunaan alkohol berlebihan, pemikiran jangka panjang ini membuat pilihan berdasarkan pertimbangan tersebut.

Misalnya Anda seseorang yang berusia awal 50-an, dan telah memikirkan bagaimana ingin menghabiskan waktu ketika pensiun. Namun di lain sisi, Anda juga ingin melakukan perjalanan dan menikmati rum, anggur, dan bir yang enak. Tetapi Anda juga memiliki kesadaran untuk mencapai tujuan jangka panjang, diperlukan batasan tertentu pada konsumsi alkohol saat ini.

Dengan mengingat tujuan jangka panjang tersebut, lebih mudah untuk melatih pengaturan diri dalam jangka pendek. Mengambil perspektif jangka panjang berguna dalam bidang kehidupan mana pun, sehingga kita lebih mampu menahan impuls dan bertahan dalam kebiasaan baik karena diingatkan akan apa yang benar-benar berharga dan diinginkan dari kehidupan.

Jadi pada intinya, alkohol dapat menjadi bagian dari hidup sehat tetapi hanya jika dikonsumsi secara moderat dan bijaksana. Tetapi ketika kita minum untuk alasan yang salah atau minum terlalu banyak, itu dapat merusak kesehatan dan kebahagiaan. Kekuatan karakter seperti kehati-hatian dan pengaturan diri dapat membantu seseorang dalam mengendalikan seberapa banyak dan mengapa mereka minum. Mengambil perspektif jangka panjang dan disengaja juga dapat membantu seseorang mengurangi konsumsi alkoholnya.

Baca Juga: Sisa Bir dalam Kendi Tua di Tiongkok Ini Berusia 9.000 Tahun