Dua perang, 149 misi tempur, dan tiga perjalanan mengelilingi planet membuat John Glenn menjadi seorang sosok historis.
Tujuh menit keheningan suara radio dari Friendship 7, membuatnya menjadi seorang pahlawan Amerika.
Hari ini, lebih dari 95 tahun setelah semua terjadi, perjuangan panjang nan pelik John Glenn berakhir.
Saya berbicara dengan Glenn melalui telepon pada 24 Oktober silam yang mungkin akan menjadi wawancara terakhir dalam hidupnya. Percakapan kami sebagian besar mengenai buku National Geographic selanjutnya tentang astronot, yang mana saya sebagai kontributornya.
Kesehatan Glenn mulai menurun sekitar tiga tahun lalu. Dia telah melakukan oprasi jantung di Cleveland Clinic tahun 2014, lalu stroke yang merenggut sebagian penglihatannya.
Pada hari di saat saya berbincang dengannya, Glenn menyampaikan bahwa kesehatannya menurun.
Namun ingatannya begitu rinci pada peristiwa 20 Februari 1962 silam – ketika para bangsa menahan napas selama tujuh menit, mengkhawatirkan potensi kegagalan perisai panas yang menyebabkan pesawat luar angkasa Friendship 7 milik Glenn terbakar karena kembali memasuki atmosfer bumi – itu begitu menakjubkan.
Dan ia mengatakan kepada saya, dua kali selama kampanye presiden tahun ini, ketika Hillary Clinton sedang berkampanye di Columbus, ia berkunjung secara pribadi dengan Glenn dan istrinya, Annie, di wilayah rumah mereka di Columbus.
Penerbangan Friendship 7 menanggung pujian yang mengikuti Glenn hingga saat ini – selama 24 tahun menjabat sebangai senator AS terlama di sejarah Ohio dan kembalinya dia ke luar angkasa pada 1998 dalam Space Shuttle Discovery. Namun pada tindakan terakhir dari hidup bermasyarakat Glenn, salah satu yang mungkin paling dia banggakan: membuat John Glenn School of Public Affairs di Ohio State University.
Dengan setiap ukuran yang dapat dibayangkan, John Glenn menjalani hidupnya dengan baik, untuk melayani bangsa dengan baik.
Saya mengenal Glenn dengan baik selama 42 tahun. saya bertemu dengannya pertama kali di tahun 1974, selama kesuksesan kampanye pemilihan umum Senat AS.
Selama perbincangan setahun terakhir di kantornya kampus Ohio State, Glenn mengatakan jika ia jarang melewatkan hari tanpa menanyakan seseorang mengenai penerbangan 4 jam 55 menitnya dalam pesawat Friendship 7.
Namun ketika Glenn sudah lama meninggalkan kampung halamannya New Concord, Ohio, kenangannya tak akan pernah meninggalkan Glenn.
Mengingat begitu besar ketenarannya, Glenn tetap sangat rendah hati. Dan dia tidak pernah kehilangan keyakinannya terhadap hari-hari terbaik Amerika kedepannya.
“Dalam ilmu pengetahuan, ilmu kedokteran dan bidang lainnya, kami memiliki peluang yang luar biasa di negara ini,” ujarnya dalam wawancara kami. “Dan peluang tersebut akan membawa kepada peristiwa yang menakjubkan. Itu naluri negara ini. Akan ada hari besar lain.”
“Pikirkan apa yang akan terjadi ketika kita mencari jawaban kanker dan masalah medis lainnya. Dan suatu hari kita akan mendarat di Mars. Dan itu akan menjadi langkah besar dalam perpindahan kita ke luar angkasa. Dan itu akan menyatukan kita sebagai suatu negara.”
Glenn juga berbicara mengenai kembalinya ke ruang angkasa pada usia 77 tahun, alasan itu dapat dikatakan sama berartinya dengan penerbangan pertamanya.
“Dan alasannya adalah banyak hal yang terjadi pada tubuh manusia seketika anda menjadi tua, apa yang terjadi pada tubuh anda tak jauh berbeda dengan di luar angkasa – dalam basis yang lebih cepat,” jelasnya.
“Kita seharusnya lebih tua dari orang-orang di luar angkasa,” lanjutnya. “Satu misi saya tidak membuktikan apa-apa. Kami butuh sample orang yang lebih besar pada usia tertentu untuk membuatnya lebih berarti bagi para ilmuwan.”