Omen Babilonia Kuno Membantu Ilmuwan Memverifikasi Badai Matahari

By Ricky Jenihansen, Senin, 3 Januari 2022 | 16:00 WIB
Sebuah tablet tanah liat yang berasal dari 350 hingga 50 SM. Tablet ini menunjukkan bahwa Astronom dari Babilonia sudah menggunakan teknik geometris seperti analisis para sarjana Eropa pada abad pertengahan. ( Mathieu Ossendrijver/Trustees of the British Museum )

 

Nationalgeographic.co.id—Sebuah omen yang berasal dari peninggalan Babilonia dilaporkan dapat membantu ilmuwan memverifikasi waktu terjadinya badai matahari epik. Hal itu berdasarkan bacaan isotop karbon yang terperangkap dalam cincin pohon sekitar waktu itu, para astronom sudah menduga ada periode aktivitas matahari yang intens di sekitar pertengahan abad ke-7 SM.

Ahli geologi melaporkan tanda-tanda badai serupa dari sekitar periode ini dalam jejak partikel radioaktif yang terkubur di es Greenland. Untuk menambahkan detail dan upaya untuk mengkonfirmasi tanggal, tim peneliti Jepang pergi berburu saksi mata dari jenis pertunjukan cahaya spektakuler yang biasanya menandai peristiwa geomagnetik besar-besaran seperti itu.

Lebih dari 2.600 tahun yang lalu, awan merah aneh di atas Mesopotamia menarik perhatian para peramal di seluruh negeri ketika itu. Laporan kerajaan mereka sekarang telah membantu menentukan tanggal badai matahari parah yang akan melanda bumi. Penelitian ini dipublikasikan dalam The Astrophysical Journal Letters dengan judul "The Earliest Candidates of Auroral Observations in Assyrian Astrological Reports: Insights on Solar Activity around 660 BCE".

The Reports of the Magicians and Astrologers of Nineveh and Babylon. (British Museum)

Sejak awal abad ke-17, para astronom telah memanfaatkan teleskop untuk merekam cuaca Matahari dengan cara memetakan bintik-bintik gelap di permukaannya. Sebelum itu, pengamatan sesekali dari filsuf yang kurang lengkap memberikan petunjuk, biasanya dalam bentuk perubahan di langit. Peristiwa tersebut terjadi saat partikel bermuatan bertabrakan dengan atmosfer bagian atas kita, menciptakan tampilan spektakuler yang disebut aurora.

Beruntung bagi para peneliti, tanah kuno Asiria dan Babel adalah rumah bagi jenis astronom yang sedikit berbeda, yang mencari pertanda di antara langit. Gambar bintik matahari ini memberi para peneliti modern catatan yang akurat untuk diperiksa ketika mencari pola jangka panjang dalam aktivitas matahari.

Ketika sesuatu menjadi sedikit aneh di atas kepala, para pengamat langit ini akan mencatat rincian pada tablet tanah liat seukuran telapak tangan dalam tulisan paku, mencatat jenis peristiwa yang tidak menyenangkan, mungkin satu atau dua prediksi, dan menandatanganinya dengan nama mereka dan kadang-kadang tanggalnya. Itu kemudian dikirim ke otoritas pemerintah, yang akan menggunakan informasi untuk membuat keputusan penting.