Kematian Menurun, Omicron di Afrika Selatan Telah Melewati Puncaknya?

By Ricky Jenihansen, Senin, 3 Januari 2022 | 12:00 WIB
Afrika Selatan mencabut jam malam yang membatasi pergerakan publik. (Reuters)

Nationalgeographic.co.id—Otoritas Afrika Selatan meyakini negaranya telah melewati puncak gelombang virus corona keempat, yaitu varian Omicron. Afrika Selatan telah mencabut jam malam yang membatasi pergerakan publik dengan segera.

"Semua indikator menunjukkan negara (ini) mungkin telah melewati puncak gelombang keempat di tingkat nasional. Meski varian Omicron sangat menular, tingkat rawat inap telah lebih rendah daripada gelombang sebelumnya" kata pernyataan dari rapat kabinet khusus yang diadakan sebelumnya belum lama ini seperti dilansir the guardian.

Pernyataan tersebut keluar ketika kepala Organisasi Kesehatan Dunia mengeluarkan nada optimis tentang mengalahkan pandemi pada tahun 2022. Sementara pemerintah di Pretoria (ibu kota Afrika Selatan) menghapus jam malam dari tengah malam hingga jam 4 pagi berdasarkan lintasan pandemi, tingkat vaksinasi dan kapasitas yang tersedia di sektor kesehatan.

Pemerintah setempat mengatakan, berdasarkan data dari departemen kesehatan Afrika Selatan menunjukkan penurunan mingguan 29,7 persen dalam kasus baru yang terdeteksi dalam pekan yang berakhir 25 Desember. Jumlah rawat inap di rumah sakit juga telah menurun di delapan dari sembilan provinsi di Afrika Selatan.

Dengan hampir 3,5 juta infeksi dan 91.000 kematian, Afrika Selatan telah menjadi negara yang paling parah terkena dampak di Benua Afrika selama pandemi. Afrika Selatan merupakan tempat varian Omicron dari virus corona pertama kali terdeteksi bulan lalu.

Selain mencabut jam malam, Afrika Selatan juga memutuskan bahwa toko alkohol dengan izin untuk beroperasi di atas jam 11 malam dapat kembali ke kondisi lisensi penuh. Keputusan tersebut menjadi dianggap menjadi anugerah bagi para pedagang dan pebisnis yang terkena dampak pandemi dan ingin pulih selama musim perayaan.

Meski demikian, pertemuan publik dibatasi tidak lebih dari 1.000 orang di dalam ruangan, dan tidak lebih dari 2.000 orang di luar ruangan. Mengenakan masker di tempat umum juga tetap wajib, dengan pelanggaran dianggap sebagai tindak pidana. Afrika Selatan berada pada level terendah dari lima tahap kewaspadaan Covid-19.

Seperti diketahui, kasus Covid-19 varian Omicron pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan, dan sejak saat itu angka infeksi di negara itu melonjak pesat. Situasi serupa juga kemudian terjadi di negara lain, sehingga Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa varian ini menyebar dengan tingkat kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Kematian Coronavirus di Afrika Selatan (Center for Systems Science and Engineering (CSSE) at Johns Hopkins University)

 

 

Tidak lama setelah itu, data dari rumah sakit penanganan Covid-19 di Afrika Selatan menunjukan angka perawatan yang meningkat cukup tajam di seluruh provinsi. Tetapi, jumlah pasien yang membutuhkan oksigen dan ventilator lebih sedikit dan mereka dirawat di rumah sakit dengan durasi yang lebih singkat.

Menurut Discovery Health, penyedia layanan kesehatan di Afrika Selatan, orang yang terinfeksi Omicron memiliki kemungkinan 30 persen lebih kecil untuk dirawat di rumah sakit. Namun, hal itu tidak serta merta menunjukan bahwa varian Omicron lebih ringan, menurut peneliti senior di Afrika Selatan.

Kondisi tersebut diperkirakan dipengaruhi tingkat vaksinasi dan kekebalan alami yang lebih baik jika dibandingkan saat gelombang pertama Covid-19. Memang ada kemungkinan dua dosis vaksin maupun kekebalan alami yang terbentuk dari infeksi kurang efektif mencegah infeksi Omicron, tetapi kedua hal itu tampak bisa melindungi dari gejala yang parah.

Dr Vicky Baillie, seorang ilmuwan senior di Rumah Sakit Chris Hani Baragwanath di Johannesburg, mengatakan angka perawatan di rumah sakit yang lebih rendah dibanding gelombang sebelumnya bisa jadi disebabkan oleh tingkat kekebalan populasi yang lebih baik saat ini.

"Tidak ada bukti bahwa Omicron memiliki mutasi yang lebih tidak ganas," katanya.

Baca Juga: Para Ilmuwan Mengidentifikasi Antibodi yang Dapat Menetralkan Omicron