Planet serupa Jupiter ini memiliki ukuran yang besar dan bisa memberikan efek yang lebih signifikan dibanding planet kecil serupa Bumi. Pengamatan yang dilakukan pada exoplanet tidak lain untuk menentukan karakteristik planet tersebut. Pada bintang, dengan mengetahui massa kita bisa mengenali bintang tersebut. Tapi tidak demikian dengan planet. Contoh di Tata Surya, massa yang hampir mirip antara Venus dan Bumi tidak membuat keduanya serupa, Mirip tapi berbeda.
Saat melakukan pengamatan exoplanet, informasi yang bisa diperoleh melingkupi massa, radius, jarak, komposisi, dan temperatur. Dari transit primer ketika planet melintas di depan bintang, pengamat bisa mengetahui ukuran planet dan radiasi bintang yang melewati atmosfer planet. Selain itu, informasi radiasi thermal di planet bisa diketahui dari transit sekunder saat planet menghilang di balik bintang.
Hasil pengamatan memperlihatkan kalau planet yang terkunci secara gravitasi bisa memiliki angin yang mengalir dari area siang ke malam atau panas ke dingin. Angin tersebut berhasil dideteksi keberadaannya di planet HD 1897333b yang terkunci secara gravitasi pada bintang. Kondisi ini tampak dari periode rotasi yang sinkron dengan periode orbit planet. Planet HD 1897333b diketahui memiliki kecepatan rotasi 3,4 km per detik, dengan periode rotasi 1,7 hari dan periode orbitnya 2,2 hari.
Pengamatan dilakukan dengan spektograf milik ESO memperlihatkan angin kencang di planet ini bergerak dengan kecepatan 3 km per detik. Sementara di lapisan teratas atmosfer, angin bergerak dengan kecepatan 7 – 10 km per detik. Keberadaan angin jelas sangat penting untuk distribusi panas ke area malam yang dingin, dan bisa dilihat dari temperatur planet HD 1897333b yang merentang dari 973 – 1212 K. Hal ini menjadi indikasi terjadinya sebaran energi yang diserap dari bintang lewat atmosfer ke seluruh permukaan planet. Jangan berharap ada kehidupan di planet HD 1897333b. Planet ini bukan planet batuan dan dari temperaturnya, jelas planet Jupiter panas seperti HD 1897333b memang tidak akan bisa menopang kehidupan.
Tapi, keberadaan angin di planet yang terkunci gravitasinya ini memberi secercah harapan bahwa pada planet batuan dengan kasus serupa, ada angin yang bisa menghantar panas dari sisi siang ke malam dan menstabilkan temperatur planet untuk terjadinya evolusi kehidupan. Apalagi di bintang katai merah yang kala hidupnya lebih panjang dari Matahari. Planet bisa punya waktu panjang untuk berevolusi dan demikian juga kehidupan jika ada. Meskipun untuk bisa bertahan, ada faktor lain dari bintang yang juga akan mempengaruhi kehidupan.
Apakah mungkin planet yang terkunci gravitasinya pada bintang laik huni? Mungkin saja. Tapi apakah kehidupan itu akan serupa dengan Bumi, bisa saja tidak. Apalagi dengan kondisi planet yang terbagi dua dengan satu sisi selalu siang dan sisi lain yang selalu malam. Tentu evolusi planet juga akan berbeda dari Bumi.