Lembaga Eijkman Melebur dengan BRIN, Bagaimana Sejarahnya Berdiri?

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Selasa, 4 Januari 2022 | 07:00 WIB
Lembaga Eijkman yang berada di Jalan Pangeran Diponegoro No.69, Jakarta Pusat. Ada banyak kisah sejarah dan prestasi ilmuwan Indonesia yang dituai di dalamnya. (Eijkman Institute)

 

Nationalgeographic.co.id—Lembaga Bio-Molekuler (LBM) Eijkman atau Lembaga Eijkman, Minggu (02/01/2022), resmi melebur dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Berdasarkan keterangan di halaman BRIN, per September 2021 sebenarnya sudah mulai diubah menjadi Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman.

Sebelumnya, mereka adalah lembaga yang dinaungi Kementerian Pendidikan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Penelitian mereka didanai pemerintah untuk pengamatan dasar pada biologi molekuler medis dan bioteknologi.

Memasuki masa peleburannya, lembaga yang berdiri sejak tiga dekade itu mengirimkan ucapan pamit dan terima kasih melalui unggahan media sosial.

Nama Eijkman yang digunakan dalam nama lembaga riset ini diambil dari Christiaan Eijkman, seorang ilmuwan kedokteran kebangsaan Belanda, dan lulusan University of Amsterdam. Eijkman berkunjung ke Hindia Belanda tahun 1883 sebagai petugas kesehatan di Semarang, Jawa Tengah, dan berpindah tugas hingga ke Padang Sidempuan, Sumatra Utara.

Dia kembali ke Belanda pada 1885 karena sakit. Setibanya di tanah air, ia tertarik mendapat kesempatan untuk bekerja di berbagai laboratorium, salah satunya bersama Robert Koch.

Tahun 1886, mereka berangkat ke Hindia lagi untuk menyelidiki beri-beri yang merebak. Penyakit ini menyerang dengan membuat otot tubuh melemah, diikuti hilangnya nafsu makan, dan pelemahan otot.