Nationalgeographic.co.id—Belum ada satu pun ilmuwan Indonesia yang menjadi peraih Hadiah Nobel. Namun salah satu peneliti yang pernah meraih Hadiah Nobel di bidang Fisiologi atau Kedokteran, ternyata pernah berkiprah di Indonesia yang dulu masih bernama Hindia Belanda.
Nama ilmuwan tersebut adalah Christiaan Eijkman. Dikutip dari laman resmi Nobel Prize, Eijkman lahir pada 11 Agustus 1858 di Nijkerk, Gelderland, Belanda. Dia adalah anak ketujuh dari Christiaan Eijkman (ya, orang-orang Belanda dulu suka menamakan anaknya sama seperti nama ayahnya), kepala sekolah setempat, dan Johanna Alida Pool.
Setahun kemudian, pada tahun 1859, keluarga Eijkman pindah ke Zaandam. Di Zaandam ayahnya diangkat sebagai kepala sekolah yang baru didirikan untuk pendidikan dasar lanjutan. Di sinilah Christian dan saudara-saudaranya menerima pendidikan awal mereka.
Pada tahun 1875, setelah mengikuti ujian pendahuluan, Eijkman menjadi berhasil mahasiswa di Military Medical School di University of Amsterdam. Di sinilah ia dilatih sebagai petugas medis untuk Tentara Hindia Belanda dan ia berhasil melewati semua ujian akademik dengan pujian.
Dari tahun 1879 hingga 1881, Eijkman menjadi asisten T. Place, seorang profesor fisiologi. Selama waktu itu ia menulis tesisnya bertajuk On Polarization of the Nerves. Lewat tesis inilah ia mendapatkan gelar doktor, dengan pujian, pada 13 Juli 1883.
Pada tahun yang sama ia meninggalkan Belanda menuju Hindia Belanda. Di wilayah Nusantara yang sempat dikuasi Belanda inilah ia diangkat menjadi petugas kesehatan pertama di Semarang kemudian di Cilacap, sebuah desa kecil di pantai selatan Jawa, dan di Padang Sidempuan di Sumatra Barat. Di Cilacap ia terjangkit penyakit malaria yang kemudian sangat mengganggu kesehatannya sehingga pada tahun 1885 ia harus kembali ke Eropa dengan cuti sakit.