Misteri Evolusi dan Kanibalisme Dalam Kepunahan Massal Neandertal

By Agnes Angelros Nevio, Senin, 7 Maret 2022 | 13:00 WIB
Ilustrasi manusia purba (Kennis & Kennis)

Bukti Kanibalisme Neandertal

Antropolog California Hélène Rougier dan rekan-rekannya menganalisis 99 sisa-sisa Neandertal dari sebuah gua di Goyet, Belgia yang berumur sekitar 45.000 hingga 40.000 tahun yang lalu. Analisis mereka menunjukkan bukti yang sangat jelas untuk kanibalisme dan bahkan penggunaan tulang Neandertal untuk mengasah kembali alat-alat defleshing. Kira-kira sepertiga dari tulang memiliki bukti yang jelas dari bekas luka, dan ada tanda perkusi (yaitu, takik dan lubang) juga. Tidak hanya sisa-sisa kanibalisme ini, tetapi juga ditemukan di antara banyak hewan lain, terutama rusa dan kuda. Ada juga sejumlah besar tulang hewan besar, yang diproses dengan cara yang sama seperti tulang Neandertal.

Sebuah tinjauan dari enam contoh kanibalisme Neandertal lainnya mulai dari 120.000 hingga 39.000 tahun yang lalu menunjukkan bahwa semuanya adalah Neandertal yang di kanibalisme-kan oleh Neandertal. Tetapi misterinya semakin dalam: Dalam banyak kasus yang disebutkan di atas, tulang hewan juga ada, berlimpah, dan diproses dengan cara yang sama. Artinya, bekas luka pada tulang yang lebih panjang serupa untuk kerangka dan hewan Neandertal, dan tulang-tulang itu dipecah untuk mengekstrak sumsum yang kaya nutrisi.

Mengapa Neandertal memakan Neandertal lain jika hewan berlimpah? Diketahui bahwa Neanderthal tidak membatasi diri mereka hanya pada sumber daya daging—ada bukti bahwa mereka terkadang memakan tumbuhan dan makanan non-daging lainnya. Beberapa Neandertal, mungkin dimulai sekitar 120.000 tahun yang lalu, mulai mempraktikkan kanibalisme sebagai strategi optimal untuk mendapatkan sumber daya dan mengurangi persaingan.

Namun, ini mungkin telah memulai tradisi kanibalisme gustatory selama hampir 80.000 tahun di beberapa kelompok Neandertal—yaitu, beberapa Neandertal hanya menikmati rasa daging Neandertal. Tampaknya juga tidak mungkin bahwa praktik tersebut dimulai di setiap kelompok Neandertal secara mandiri selama 80.000 tahun, tetapi kemungkinan besar itu adalah tradisi yang diturunkan dari generasi ke generasi Neandertal.

Jadi, mengapa mereka melakukan ini? Satu teori: umbi olfaktorius Neandertal lebih kecil daripada Homo sapiens modern , jadi mereka mungkin memiliki kemampuan yang lebih rendah untuk membedakan bau yang berbeda, terutama bau seperti daging manusia yang terbakar, yang oleh petugas pemadam kebakaran secara seragam digambarkan sebagai mengerikan dan sangat bau.

Kepunahan sepupu manusia terdekat kita akan selalu tetap menjadi misteri besar, tetapi ini menyentuh begitu banyak misteri lain—seperti apakah perbedaan otak itu penting, seberapa penting indra penciuman dalam evolusi manusia, dan akankah masa depan Homo sapiens di digantikan?