Krisis Suksesi Monarki Kuno Jepang: Tidak Ada Ahli Waris Laki-lakinya

By Utomo Priyambodo, Kamis, 6 Januari 2022 | 16:00 WIB
Kaisar Jepang Naruhito tak punya anak laki-laki. (Imperial Household Agency)

Perdana Menteri Jepang saat ini, Yoshihide Suga, secara resmi menyebut ini sebagai masalah yang mempengaruhi fondasi Jepang. Namun, pakar politik Jepang mengatakan dia tidak mungkin berdebat dengan suara konservatif tradisional di partainya sendiri.

Keluarga kekaisaran Jepang sendiri dikatakan sebagai keturunan dewa Shinto. Monarki ini telah ada sejak 660 Sebelum Masehi, dan bukti material untuk pemerintahannya dimulai dari suatu tempat sekitar 300 Masehi, dari zaman Kaisar Kinmei, menurut laporan National Geographic.

Baca Juga: Byōbu, Layar Penutup yang Telah Memainkan Peran Penting di Jepang

Untuk periode 800 tahun ganjil antara abad ke-10 dan ke-19 Masehi, sistem shogun feodal Jepang ada di mana kelas militer prajurit samurai dan shogun mereka memiliki kendali dan kekuasaan atas masyarakat Jepang. Sistem ini berakhir dengan restorasi Meiji dan resentralisasi kekuasaan kekaisaran ke Tokyo pada tahun 1868.

Krisis suksesi saat ini dalam monarki kekaisaran Jepang telah diperburuk oleh ide-ide kuno tentang suksesi laki-laki. Semakin banyak putri kekaisaran yang telah menikahi laki-laki yang dianggap sebagai "rakyat jelata," menambah kekosongan krisis suksesi ini.