Bali terkenal dengan ragam budayanya yang unik dan mampu menimbulkan decak kagum bagi para penikmatnya. Berbagai tarian yang dimiliki juga menjadi pesona tersendiri di Pulau Dewata.
Yuk, simak lima tarian terpopuler di Bali berikut ini.
Tari Barong
Tari Barong merupakan salah satu tarian adat peninggalan budaya Pra Hindu yang terimplementasi pada sebuah boneka berwujud binatang berkaki empat yang mengandung kekuatan magis.
Topeng Barong berasal dari kayu yang diambil dari tempat-tempat angker seperti kuburan. Oleh karena itu, Barong dianggap sebagai benda yang sakral bagi masyarakat Hindu di Bali.
Artikel terkait: Mengenal Lebih Dekat Tari Kontemporer Bali, Tarian "Lepas" di Pulau Dewata
Pertunjukkan ini bisa dilakukan dengan atau tanpa lakon. Diawali dengan pembukaan oleh alunan musik gamelan, Barong menampilkan gerak tubuh yang mampu mencirikan budaya yang diusung.
Beberapa jenis tarian Barong yang masih eksis hingga saat ini adalah Barong Ket, Barong Bangkal, Barong Brutuk, dan masih banyak lagi.
Tari Kecak
Tari Kecak adalah sebuah dramatari yang sangat terkenal di Bali. Sekitar 50 sampai 60 orang pria menggerakkan tangannya ke atas dan mengeluarkan suara “cak, cak, cak” secara bersamaan dan terus menerus, menghasilkan irama yang harmonis.
Awalnya, Tari Kecak merupakan bagian dari Tari Sanghyang. Namun, pada tahun 1930an, tarian ini membentuk pertunjukkan sendiri dengan mengandalkan Ramayana sebagai lakonnya.
“Babuletan”—kain yang dipakai secara dicawatkan—dan kampuh poleng menjadi busana khas tarian ini. Lampu bernama “panyembeyan” disusun menyerupai candi untuk pertunjukan tersebut.
Artikel terkait: Yuk, Kenali Ragam Tari-tarian dari Pulau Dewata
Tari Pendet
Tari Pendet adalah tarian penyambutan atau tarian selamat datang yang dilakukan secara kelompok maupun perseorangan. Awalnya, tarian ini digunakan sebagai tari pemujaan yang ditampilkan di berbagai pura di Bali. Tari Pendet menampilkan pemujaan atas turunnya dewa di dunia. Tarian ini biasanya ditampilkan setelah tari Rejang di halaman pura.
Dengan mengenakan pakaian upacara, para penari membawa beberapa perlengkapan sajen, kendi, sangku—tempat air dari tembaga untuk mencuci tangan—dan cawan sebagai pelengkap gerakan dinamisnya sembari menghadap ke arah suci pura.
Tari Legong
Tari Legong berasal dari kata “leg” (luwes, lemah gemulai) dan “gong” (gamelan). Tarian ini kemudian dimaknai sebagai tarian yang memiliki gerak yang luwes dan diiringi oleh gamelan. Kini, tari Legong biasa disebut dengan Legong Kratonan.
Tari Legong dibawakan oleh dua orang gadis atau lebih yang menampilkan tokoh Condong sebagai pembukanya. Namun, terkadang tarian ini juga dibawakan oleh sepasang atau dua pasang penari tanpa tokoh Condong. Ciri khas dari tarian ini adalah semua penari yang memakai kipas, kecuali Condong.
Artikel terkait: Memuliakan Bidadari dari Surga Terakhir di Bumi
Gamelan yang dipakai untuk mengiringi tari Legong disebut sebagai Gamelan Semar Pagulingan. Tokoh yang biasa digunakan dalam Legong berasal dari berbagai cerita Jawa klasik, seperti cerita Malat, Kuntir dan Jobog, Legod Bawa, dan lain-lain.
Kini, daerah yang dianggap sebagai sumber Legong di Bali adalah, Saba (Gianyar), Binoh (Badung), Kuta (badung), Kelandis (Denpasar), Tista (Tabanan), Pejeng ( Gianyar), dan Peliatan (Gianyar).
Tari Baris
Seperti asal namanya, Bebaris (pasukan), tarian ini menggambarkan ketangkasan seorang prajurit dengan posisi membaris. Tari Baris dibawakan oleh 8 hingga lebih dari 40 penari pria. Mereka bergerak secara dinamis, lincah, kokoh, diiringi dengan Gong Kebyar dan Gong Gede.
Tarian ini menggunakan senjata, kostum, dan perlengkapan yang berbeda-beda di setiap daerah. Jenis-jenis tari Baris yang masih ada di Bali antara lain Baris Katekok Jago, Baris Dadap, Baris Pendet, Baris Tamiang, dan masih banyak lagi.