Seorang Nelayan Meninggal Sesaat Setelah Menyelamatkan Paus yang Terjerat

By , Senin, 17 Juli 2017 | 17:00 WIB
Makhluk-makhluk yang ganjil ditemui pada kedalaman 21 meter di perairan Kepulauan Auckland yang terpencil, 483 kilometer di selatan Selandia Baru. Di perairan tak berikan ini, Brian Skerry memotret seorang penyelam yang berhadapan dengan paus southern right, yang mungkin belum pernah bertemu manusia. Bagian dari edisi khusus petualangan di NGI Januari 2013.. (Brian Skerry)

Dalam siaran pers yang dikirim melalui email dari Marine Animal Response Society, sebuah kelompok yang telah menyelamatkan cetacea (Ordo Cetacea, meliuputi; paus, lumba-lumba, dan pesut) di daerah tersebut, temuan awal mengaitkan kematian dua paus dengan trauma tumpul (trauma karena terkena benda tumpul). Sebelumnya, paus pernah tertabrak oleh kapal-kapal besar, tetapi penyebab pasti dari trauma masih menjadi masalah spekulasi. Kondisi yang mendasari mungkin juga menjadi penyebabnya. Paus ketiga meninggal akibat terjerat alat penangkap.

Menurut tim aktivis Konservasi Ikan Paus dan Lumba-Lumba, terjerat alat penangkap adalah ancaman terbesar bagi paus, lumba-lumba, dan pesut. Bycatch atau tertangkapnya makhluk laut yang tidak diinginkan oleh jaring-jaring nelayan, berkontribusi terhadap matinya ratusan ribu mamalia laut di setiap tahunnya.

Dalam sebuah wawancara dengan Canadian Broadcast Company, walikota Pulau Campobello, Stephen Smart berkomentar atas meninggalnya Howlett mewakili masyarakat.

"Ada hal positif yang bisa kita mabil dari sebuah musibah, dia telah membantu, bukan? Itu semua berharga, yang harganya amat sangat mahal untuk dibayar.”