Setelah beberapa tahun berlalu, Nasseri kehilangan harapan. Ia merasa bahwa takdirnya untuk mati di bandara tersebut. Tanpa bisa mencium udara segar untuk terakhir kalinya atau mencium tanah.
Nasseri tidak dapat keluar dari bandara, dengan kata lain, ia tidak diizinkan keluar. Akhirnya, situasi Nasseri menjadi perhatian seorang pengacara hak asasi manusia Prancis, Christian Bourguet.
Baca Juga: Pengungsi Afganistan di Indonesia, Membebani atau Menguntungkan Kita?
Bourguet menangani kasusnya dan membebaskannya dari “api penyucian” tersebut. Christian segera menemukan celah di mana Nasseri terjebak.
Bourguet menangani masalah ini selama lebih dari sepuluh tahun. Ia berhasil meyakinkan pemerintah Belgia pada tahun 1999 untuk mengirimkan surat pengganti bagi Nasseri. Ini akan memberinya izin untuk tinggal di Prancis.
Anehnya, begitu menerima dokumen yang tepat, dia menolak dokumen tersebut. Ia mengira bahwa dokumen tersebut palsu, sehingga memutuskan untuk tetap berada di bandara. Pada saat itu, otoritas bandara berpikir bahwa Nasseri menjadi gila karena menghabiskan waktu selama bertahun-tahun di bandara.
Akhirnya, setelah sekitar 10 tahun, baik Prancis dan Belgia menawarinya tempat tinggal. Namun ia menolak untuk menandatangani surat-surat tersebut karena didaftar sebagai orang Iran. Dia sangat menentang pemerintah Iran sehingga menolak disebut sebagai orang Iran.
Terakhir, pada 2006 Nasseri keluar dari bandara secara paksa, karena harus dirawat di rumah sakit. Itu menjadi kali pertamanya keluar dari bandara sejak 1988. Setelah sembuh, Nasseri diberikan surat-surat yang tepat yang menjelaskan tentang situasinya.
Baca Juga: Film 'Onoda', Kisah Nyata Gerilya Tentara Jepang Meski Perang Usai
Nasseri sendiri merupakan orang yang terpelajar dan berasal dari keluarga kaya. Pada tahun 2004 saat masih di bandara, ia menerbitkan otobiografinya yang berjudul "Terminal Man". Buku ini ditulis bersama dengan penulis Inggris Andrew Donkin.
Ini adalah langkah brilian dan membuka kisahnya yang luar biasa kepada dunia. Bagaimanapun, kisahnya benar-benar unik. Banyak orang akan kehilangan akal dalam situasinya.
Kisah Nasseri mengilhami film “The Terminal” yang dibintangi oleh Tom Hanks. The Terminal muncul di tahun 2004, ketika Nasseri masih terjebak di dalam bandara. Saat itu, ia diwawancarai oleh pembuat film serta dimintai hak untuk menggunakan ceritanya.
Kisah Nasseri menunjukkan bahkan di zaman yang "beradab" ini, sistem politik dapat menghancurkan kehidupan seseorang.
Sejak tahun 2008, pria yang kini berusia 75 tahun ini tinggal di tempat penampungan di Paris. Jauh berbeda dengan impiannya di masa muda.